Pintu Kelas - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "Pintu Kelas


Hai, namaku Mawar. Wanita yang selalu diam dikala keraimaian. Namun berubah dimasa SMA, hanya karena seseorang datang dari pintu kelas dengan membawa kedamaian, kenyamanan, dan kebahagiaan. Kisah ini berawal dari pintu kelas.


Tahun 2020.

Pagi yang cerah. Aku memulai masa-masa remaja di SMA. Masa-masa yang indah penuh tangis dan tawa. Aku berangkat kesekolah, duduk dibangku paling depan. Diam tanpa suara, terus memandangi pintu kelas. Tak sengaja dari pintu itu seseorang datang dengan penuh warna. Mata ini terus-menerus ingin memandangnya. Hingga dia datang penuh pertanyaan.


""Hai, nama kamu siapa?"" Dia bertanya.

""Ohhh, namaku lia"" sontak aku menjawabnya dengan rasa gelisah.

"" Niiaa....senang bisa berteman dengan kamu! Ujarnya sambil tersenyum.

"" Berteman?? Maksutnya? "" Ku jawab dengan penuh tanda tanya.

"" Iyaah berteman, apa kamu tidak mau berteman dengan aku? "" ujarnya kebingungan

""Ohhh tidak!"" Ku jawab dengan nada rendah dan kebingungan.

""Tiiiidak???"" Sontak dia menjawabnya dengan nada sedikit keras.

""Maksutnya iya aku mau, tetapi aku bukanlah teman yang seru untuk mengobrol"" dengan cepat aku memberinya jawaban dan penjelasan.

""Hmmmm....tapi aku tetap ingin berteman dengan kamu"" dia menjawab dengan senyum dan tawa.

"" o..keee"" dengan senyuman malu tapi mau.


Dari saat itu kita mulai berteman, bercanda riang, berbagi cerita, hingga dapat memahami perasaan masing-masing. Dan setiap pagi hari, aku mulai terjaga didepan pintu untuk menyapa dan menunggu kedatangannya. Aku sangat bahagia karena hari-hari yang aku jalani dulu sangat berbeda dengan sekarang. Hingga tak pernah berfikir bahwa, bila suatu saat kita akan berpisah. Di hari dimana dia tidak pernah lagi datang dari pintu itu.


Beralarian kesana kemari mengelilingi sekolah, hanya untuk berharap bahwa dia tidak benar-benar pergi untuk selamanya.

Air mata mulai bercucuran diwajah. Tepat didepan pintu kelas, diam tanpa suara. Angin malam datang, dengan membawa kesunyian malam. Diam menungunya dan berharap dia kembali dipagi hari untuk mengajakku masuk ke kelas. Namun, itu semua hanyalah hayalan semata.


Dua hari sejak kepergiannya berdiri dipintu itu adalah hal yang tidak bisa aku lakukan sendiri. Karena dari pintu itu kita bertemu dan berpisah. Dimana, pintu itu membawa kebahagiaan namun juga memberi kekecewaan yang mendalam. Rasa kesal, marah, dan kecewa tertulis dalam catatan kehidupan.


Malam hari saat wajahnya terlintas dalam ingatan. Saat memandang bulan dan bicara tanpa maksut dan tujuan.

"" Bulan kau tahu aku sangat kesepian""

"" Kau tahu kenapa? Karena suatu perpisahan yang tidak pernah aku inginkan, tidak pernah aku harapkan"" Air mata mulai membasahi wajah. Hingga pertanyaan satu persatu pertannyaan yang ingin aku tannyakan padanya, aku tannyakan pada bulan.

""Mengapa kau pergi tanpa kabar, tanpa penjelasan, dan tanpa jejak kehidupan. Mengapa??? Tidak bisakah kau memberi ucapan selamat jalan.

""Bulan, apa kau mendengarku??""

""Apa kau bisa mengirimkan pesan ini kepadanya?""

""Jika kau bisa maka sampaikan pesan ini padanya""

"" Katakan padanya aku marah, aku kecewa, aku....aku...ingin sekali bertemu dengannya untuk mengucapkan selamat tinggal.

""Dan katakan padanya bahwa aku bahagia dan disini aku sedang berjuang, agar aku bisa bertemu lagi dengannya""

"" Kumohon padamu sampaikan pesan ini kepadanya""


Dua tahun setelah dia pergi. Disaat dimana aku harus meninggalkan kenangan indah dan buruk yang terjadi dimasa SMA. Dan mulai berjuang untuk menggapai mimpi yang sudah tertulis sejak awal sebelum bertemu dengannya. Hingga ada saatnya dimana hati ini benar-benar berada dititik mulai melupakan perasaan yang pernah ada untuknya. Namun satu hal yang selalu membuat hati ini kecewa atas kepergiannya yaitu ketika aku tidak bisa melihatnya datang dari pintu itu untuk yang terakhir kalinya. Dan mengatakan bahwa hati ini pernah menyukainnya dalam diam, karena hati ini tak ingin menyakiti hati siapapun kecuali menyakiti hati sendiri.



Aku berharap ""Semoga perjuangan tanpa kehadiramu ini dapat mempertemukan kita di pintu yang sama, namun berbeda arti, makna, dan rasa"".

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.