https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"*Pesan (Kepada) Penari*
: Ilvid Diana
Songkok ku,
Terletak miring
Sarung ku,
Seperti labirin
Mata ku,
Bak putaran dadu
Pintu terketuk
Aku bertanya-tanya,
""Siapakah gerangan ?""
Ternyata, merpati
Dia berbasa-basi,
Meneliti identitas diri ku
Lalu,
Meminta suguhan kopi
Dengan gula, yang pahit rasa
Dengan menunggu,
Ia haturkan sesuatu,
Berbungkus
Tak terduga,
Itu surat nafas mu
Dengan rakus,
Aku kupas
Meminangnya,
Meluruhkan berat senyum ku
Yang termuseumkan,
Se abad lalu
Tak dapat,
Aku pos kan salam
Kopi suguhan pun,
Aku tumpahkan
Hingga,
Merpati menutup ucap
Aku meluap,
Terdekap malam
Esoknya,
Aku titipkan nafas
Di cakrawala sajadah mu
Berlapis tasbih, aamiin ku
Banyuwangi, 08 Oktober 2021
*Surat Duka*
: Gunawan Maryanto
Kata,
Canda,
Dan keringat
Telah menurunkan Titi mangsa
Di haribaan bulan
""Pak, diksiku terpenjara.""
Ukiran tubuh,
Siluet pena,
Jejak mata,
Kini,
Menyisakan karangan bunga,
Doa,
Hingga airmata
Semua bertanya - tanya,
""Apakah ini mimpi ? Atau hanya sandiwara sutradara ?""
Semesta merunduk,
Meneteskan kenestapaan
Ilalang bungkam
Tubuh pun keluh
Kala suara nafasmu,
Melempar sauh, pada sang maha satu
Semoga Dia, mendekapmu dengan puisi
Dan surga, adalah tempatmu kembali
""Izin ku, mencumbu warisan mu. Untuk menina bobokan, dikau di jantungku.""
Banyuwangi, 07 Oktober 2021
*Pesona Padi*
Wahai, kau
Senja telah wafat
Mengapa, kau ukir Mega merah
Di sudut cakrawala ???
Bukankah, langit sudah tak berwarna ???
Kau,
Runduk padi tua
Yang senantiasa tegak
Atas orang-orangan sawah
Entah,
Kau mati namun hidup
Memporak porandakan belenggu Malaikat
Yang membludak kan gairah suka
Ingat !!!
Rengkuh lah orang yang berharta
Bukan penggadai rasa
Ya sudah, mungkin
Hanya itu pesan ku
Selanjutnya, merunduk lah
Hingga,
Tanah tak dapat merundukkanmu
Banyuwangi, 26 September 2021"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.