Menunggumu? - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Menunggumu?



Menunggu hingga kapan?

Berhentilah menunggu,

Sampai kapanpun,

Bahkan hingga rambutmu memutih,

Jika memang dia bukan untuk dirimu,

Dia tidak akan pernah datang,

Kecuali tuhan memberikannya padamu,,

Tuhan dan semesta akan selalu berperan didalamnya,

Berhentilah menunggu,

Teruslah berdoa, 

Hingga tuhan benar benar memberimu,

Dan itu akan menjadi seutuhnya untukmu,

Lihat semesta ,

Kau tidak sadar saat kau menangis,

Merenung sedih sendu di kamarmu,

Ditemani dengan dinding kamarmu,

Yang merekam semua keluh kesahmu,

Semesta selalu menertawakanmu,

Dan berkata layaknya manusia,








Banyumas,25-10-2021

Karya: Krisna Nur Septia Mukti



Hujan Antara Senja dan Malam


Hujann,

Sampai kini,

Hujan masih tetap air,

Sama seperi halnya,

Mencintainya masih tetap sama,

Utuh dan rapi,

Hujan,

Aku suka hijan,

Ketika huja, tanah kering pun berair,

Sungaipun terisi,

Aliran air sungai mengalir deras,

Sore ini mungkin tak kan kulihat senja,

Kabut yang menyelimuti langit,

Hingga bintangpun tak menyapaku malam nanti,

Mungkin,

Bulan tak menampakan rupanya,

Yang indah, 

Karena tertutup awan mendung,

Sama seperti halnya hatiku,

Yang terselimuti mendung,

Suasana yang dingin,

Dan heningnya malam ini,

Sura riuh seranga malam,

Dan suara rintikan gerimis malam ini,

Hanya ditemani lampu malam,

Dan dinding putih yang membisu,

Esok pagi nanti,

Kuharap kulihat pancaran sang fajar,

Dan balutan senyum yang terpancar,






Banyumas, 26-10-2021

Karya: Krisna Nur Septia Mukti





Tanpamu


Detik telah terhenti di ujung malam,

Aku tanpamu,

Pagi mengembun begitu cepat,

Dan masih tanpamu,

Inikah saatnya, 

Sementara menjadi selamanya,

Kamu tak ada,

Perlahan menjauh,

Dan kemudian hilang,

Andaikan saja aku mampu,

Memutar kembali waktu, 

Menjadikan aku dan kamu,,

Orang paling bahagia di dunia ini,

Hingga tidak ada yang mampu,

Memisahkan aku dan kamu,

Tak perlu ada kata patah hati,

Tak perlu ada kata sakit hati

Tak perlu ada kata hancur,

Di antara aku dan kamu,

Lalu berlalu begitu cepat,

Dan aku masih terus tanpamu,





Banyumas, 27-10-2021

Karya: Krisna Nur Septia Mukti



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.