https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Mencoba untuk ikhlas.
Karya : Yusriyyah Sinambela
Kenapa sulit bagiku melupakanmu?
Padahal aku tahu banyak tentang dirimu.
Baik dan buruknya ulahmu.
Kenapa masih saja?
Masih saja kau hanyut di dalam pikiranku.
Sampai kapan?
Sampai kapan terus begini.
Aku yang meminta untuk mengakhiri.
Tapi, kenapa aku yang tersiksa?
Teringat kenangan saat bersama.
Kenanganmu terus menghantui diriku.
Aku minta maaf.
Aku memilih mundur.
Karena aku ikhlas saat melihatmu bahagia.
Bersama wanita pilihan hatimu.
Sementara aku?
Hanya tempat sandar pemanfaatanmu.
Tanjungbalai, 9 Oktober 2021.
Beda tapi sama.
Karya : Yusriyyah Sinambela
Melupakan masa lalu.
Sampai membuka hati baru.
Nyatanya tak semudah dan tak seindah yang dibayangkan.
Hampir sama!
Hampir sama dirimu dan dirinya.
Bertopeng dan bermuka dua.
Lelah hati ini.
Dengan segala sendiwara yang ada.
Lelucon!
Tingkah konyol!
Atau bahkan memanfaatkan kebaikan yang telah dilakukan.
Ah, sudahlah.
Aku tak tahu harus berbuat apa!
Sudah berjuang?
Tapi disia-siakan.
Waktu dilepaskan?
Kau kecarikan?
Mau kamu apa?
Ah, sudahlah.
Cukup sekali, tak ada kesempatan lagi.
Tanjungbalai, 09 Oktober 2021.
Di balik tangis.
Karya : Yusriyyah Sinambela
Tuhan.
Engkau mengambil orang yang sangat aku cintai.
Ikhlas hati untuk melepas selamanya.
Berharap kelak berjumpa di surga-Nya.
Tuhan.
Demi dia yang di cinta.
Rela hati melepas pria yang di damba.
Bertahun-tahun lamanya menjalani kisah asmara.
Demi wasiatnya, diri berjanji.
Berjanji untuk memenuhinya.
Tuhan.
Aku tahu ini berat.
Dilema dengan kisah yang terjadi.
Berilah petunjuk-Mu.
Agar diberi yang terbaik untuk hamba-Mu yang lemah ini.
Tanjungbalai, 09 Oktober 2021.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.