May - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 May


May, namaku May beberapa orang mungkin akan berpikir apa alasan orang tua memberikan nama sesingkat  itu kepada anak semata wayang mereka, hay, pada siapa ayah dan ibuku harus berkonsultasi tentang nama di desaku? Tidak ada tempat berkonsultasi, tidak ada google saat aku lahir, tidak ada pemuka agama yang bisa ditanyai tentang arti nama yang bagus dalam agama, tidak ada, tidak ada telepon genggam, orang orang berkabar hanya lewat surat yang akan tiba di kota setelah 2 minggu, jangan berpikir bahwa orang tua ku tidak bertanya pada tetua di desa, mereka sudah bertanya tapi jawabannya tidak seperti yg diinginkan, mereka setuju memberiku nama Akuji, bagaimana mungkin orang tuaku bisa setuju dengan nama seperti itu untuk anak semata wayang mereka, lalu setelah melalui gejolak batin yang hebat mereka setuju menamaiku dengan nama May, sesuai dengan bulan kelahiranku. 

17 Tahun berlalu

Saat ini aku sudah selesai mengenyam pendidikan Sekolah menengah Atasku, aku menerima SMS dari ibu yang isinya ""May selamat hari Lulus anakku sayang, pesan ayah mu segera rampungkan hal hal yang harus kau selesai kan disana, di desa kita kekurangan tenaga pengajar, budi pekerti Siswa disini sangat jauh dari kata baik, ayah berharap kalau lekas pulang dan membantu pendidikan Anak anak desa kita, ""aku menghela nafas panjang, hatiku tau kemana aku harus melangkah 

Aku berjalan menelusuri rak demi rak mencari buku yang mungkin bisa membantu proses belajar mengajar disana, setelah satu lusin buku kumiliki aku pulang tidak menggunakan transportasi ojek seperti aku pergi tadi aku hanya ingin menikmati keindahan kota yang sangat jarang aku nikmati, aku tidak akan lupa semua keindahan ini dimana jalanan luas dengan pengendara yang lalu lalang  dibantu dengan cahaya cahaya lampu yang kelap kelip keindahan yang akan tidak akan aku temui di Desa, lalu aku tiba di suatu kedai mampir sejenak untuk minum kopi kesukaan ku, sudah lama aku tidak mampir disini terakhir 3 bulan yang lalu bersama Nata yang akhirnya merusak suasana dengan pernyataan cinta yang tidak seberapa, bagaimana bisa aku menerima cinta seorang primadona sekolah?, aku belum siap dengan tatapan aneh fans nya, lagian aku tidak menyukai nya, tapi Mata tetap mengantarku pulang, bersikap baik padaku tidak ada sedikitpun yang berubah darinya sampai akhirnya dia harus melanjutkan studi nya di negeri paman Sam, aku sangat tersanjung dengan undangan makan malam yang diadakan keluarganya, dengan sukarela keluarganya membawa aku serta ke bandara untuk melepas kepergian Nata, aku masih sangat ingat saat dia memberikanku sebuah sticky note berisi nomor handphone nya, ""ini nomor telepon yang akan aku gunakan disana jangan lupa hubungi aku"" ujarnya kuterima stiky note dari nya kumasukan ke dalam tasku aku tak bersuara sedikitpun malam ini lebih banyak memperhatikan apa yang dia dan keluarganya obrolkan kadang² tertawa agar tidak terlalu berbeda, di detik terakhir dia berada di Indonesia saat dia mulai menarik koper nya menuju gate keberangkatan kuputuskan untuk meraih tangan nya ""jangan lupa kan kami disini, kami menunggu kabarmu"" ucapku tertunduk tidak berani menatap mata nya terlalu malu pada kata kata yang barusan aku ucapkan dia menarik nafas dalam ""aku kecewa dengan penggunaan kata kami pada kalimat mu, tapi tidak masalah menggunakan kata kami saja wajahmu sudah seperti kepiting rebus apa lagi menggunakan kata aku, terima kasih May untuk semua nya, banyak yang ingin aku katakan tapi sepertinya tidak sempat, jaga dirimu baik baik see you later "" jawab nya seraya melangkah menjauh dan memberikan salam perpisahan nya lalu mengisyaratkan kata telpon dari jari nya yang diletakkan nya di telinga nya aku hanya mengangguk ada perasan yang tidak bisa kujelaskan saat itu"" May, saat nya pulang "" ujar ibunya seraya menyentuh bahuku aku tersenyum sesaat lalu mengikuti langkah ibunya, aku tidak banyak bicara saat perjalanan pulang aku merasa sendiri itu saja walaupun ibu nya berkali kali mengatakan"" tidak perlu khawatir May,Nata akan pulang saat libur"" aku tau itu, tetapi akankah dia tetap Menjadi Nata yang aku kenal? Lamunan ku terhenti saat seorang pelayan mengejutkan ku ""mba nnti keburu dingin kopi nya"" tegurnya, aku hanya tersenyum lalu buru buru menyeruput kopi ku, aku jadi sangat ingin menelepon nata

                                                                        ***

""ibu bagaimana jika kami ingin menolak permintaan seseorang apakah tidak apa apa?"" tanya seorang siswa kelas 2 SD yang saban hari mengenang dua Rambutnya ""maka kau harus mengatakan nya dengan sopan sayang, juga dengan bahasa yang mudah dimengerti nya"" Jawa ku sambil tersenyum ""ibu waktunya pulang"" celoteh yang lain ""tapi aku masih ingin bertanya"" jawab yang lain ""sudah dulu ya belajar nya besok kita belajar lagi ya, kalau ingin meminjam buku silahkan kerumah ibu, ayo sekarang berdoa, yang duduk nya paling Rapi boleh pulang duluan"" ujar ku, seketika kelas menjadi hening, tersisa satu murid aku memulangakan nya walau dia sangat gusar sedari tadi ""ayok pulang sama ibu"" ujarku seperti itu hari hari yang kujalani sekarang, aku senang karena setelah ada perpustakaan mini di rumah ku menaikkan minat baca pada anak anak disini, aku masih di jalan saat ibu menyusul untuk memberitahu bahwa sedang ada tamu dirumah, aku mempercepat langkah setibanya dirumah aku tidak menyangka bahwa tamu yang dimaksud ibu adalah Nata aku tidak bisa berkata kata setelah pertemuan terakhir kami di bandara aku tidak pernah lagi menghubunginya ""hay May, apa kabar? Aku membawakan buku untuk menunjang kegiatan mengajar mu, oh iya keluargaku mungkin akan datang besok karena ada sesuatu yang harus dibicarakan secara kekeluargaan, ayahmu akan menyampaikan ini pada mu"" ujarnya, aku syok tidak dapat berbicara apa apa, tetapi hati mu terus menerus bersyukur, terima kasih Tuhan atas apa yang sudah kau berikan pada ku

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.