JATUH KE LAUTAN YANG DANGKAL - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


JATUH KE LAUTAN YANG DANGKAL

KARYA :  NAFA ZANUBA ARIFA RAMADHANI



Tiap hembusan nafas pada detik, menit, dan jam terasa begitu mencekam. Mesin waktu yang ada di sekitar pada awalnya bergerak berputar penuh semangat, kini mulai menyusut seiring lambatnya arus cepat. Suara hati membantu menentukan sepatah kata terbaik untuk diusut, seolah mengerti sibuknya ego dalam menghasut.


Gaungan asing dalam kepalaku berteriak sana-sini, berusaha membuatku sadar kembali seolah jiwaku hamper pergi. Kesibukan yang sangat pelik ini membuat ragaku hampir terhenti. Sedangkan manusia-manusia yang kukira mampir untuk membantu dan menyemangati, justru mengeluarkan serangkaian kalimat yang membuatku tak enak hati. 


Kata demi kata yang mereka lontarkan, membuat buncahan emosi dalam dada semakin membara seolah menuntut untuk dikeluarkan. Atmosfer di ruangan yang luas ini, tak elak membuat diriku hampir kehilangan akal. Penyebab terbesar, aku selalu merasa kesepian di keramaian. Sebuah lara sekaligus trauma muncul dalam nurani tiba-tiba. Kondisi seperti ini membuat secercah harapan yang terang-benderang menjadi redup paling sunyi dan gelap.


Peliknya keadaan sekitar adalah alasan utama dari fokus yang mulai hilang dan teralihkan banyak hal. Per-andaian, benang-benang sutra yang bertugas menyusun partikel dalam otak, pada mulanya terjalin rapi dan menimbulkan tekstur halus layaknya otak cerdik yang pernah mereka harapan. Kian berubah menjadi benang-benang kusut yang tak terurus seolah taka da cara lain untuk bertahan hidup di jurang yang amat curam.


Pada realitanya, tak mengenal waktu berhenti, aku memaksakan sisa tenagaku untuk bekerja keras tiada henti, aku lupa menekankan satu hal penting ini ;

“Orang lain bahkan tak berhak mengatur segala aspek dari dirimu. Kecuali tanpa se-izin dirimu. Lantas, mengapa engkau gampang diperdaya begitu?” 


Benang-benang kusut itulah yang membuatku tanpa sadar mempersilahkan mereka masuk dan mengobrak-abrik segala yang ada. Dimulai dari jiwa hingga ke raga, dalam keramaian yang terasa sunyi, aku menyerah pada titik ini."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.