HAKEKAT SANTRI - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 HAKEKAT SANTRI



Assalamualaikum wr. wb.


Apa kabar teman-teman, semoga dilindungi oleh alloh swt dalam membaca cerpen yang saya buat acak-acakan ini, bahkan dilindungi selamanya, amiin.


Banyak santri dari berbagai penjuru yang tidak mengetahui, apa ma’na dibalik santri. Bahkan yang sudah puluhan tahun menetap di pondok pesantren. Akan tetapi selagi masih jadi santri, entah sikapnya masih jelek maupun baik, tetap mereka berada di bawah pelindung sayap malaikat. Mereka orang-orang yang senantiasa menuntut ilmu dimanapun dan kapanpun mereka berada. Mereka juga terus berusaha mengamalkan ilmu yang diperoleh, walau sedikit demi sedikit. Hal demikian tetap dikatakan santri, karena masih dalam keadaan proses merombak diri dengan cara “NGAJI NGOPI” ngatur jiwo ngopeni ati.


Dulu di pondok pesantren ada santri yang bernama Dani, dia santri yang senantiasa taat pada peraturan pondok, bahkan hal-hal yang tidak tertera di peraturan yang sekiranya dianggap tidak baik, ia tidak mau melangkahkan kakinya.


Selain itu, si Dani rajin melakukan shalat sunnah, seperti: tahajud, tasbih, dluha, dll. Namun, ia bodoh dalam kajian-kajian kitab kuning, seperti: alfiyah ibnu malik, jauharatuttauhid, fathul wahhab, ihya ulumuddin, ulumul qur’an, dll.


Dia terlahir dari orang-orang yang tidak mampu. Kesehariannya selalu ditemani dengan puasa dan hidup seadanya. Tatkala ia mau berangkat mandi hanya dengan secuil sisa sabun mandi bekas buangan orang lain yang dibawanya. Ditengah-tengah perjalanan, ia disenggol oleh temannya dengan sengaja dan akhirnya terjatuh bersamaan bawaannya, seraya mengucap kalimat istighfar. Kemudian temannya tadi, bukannya menolong dan meminta maaf, malahan meludahinya.


Adapun santri yang bernama Budi, ia santri yang setia melanggar peraturan pondok, bahkan perintah masyayikhnya. Ia selalu telat datang ke kelas, tidak ikut jama’ah, jarang bangun malam, tadarrus dll. Selain itu, Budi sering keluar masuk pesantren tanpa izin. Namun, ia pintar dalam kajian-kajian kitab kuning, seperti: alfiyah ibnu malik, jauharatuttauhid, fathul wahhab, ihya ulumuddin, ulumul qur’an, dll.


Dia terlahir dari kalangan orang yang berkecukupan, Kesehariannya selalu ditemani nafsu dan uang. Suatu ketika ada seekor kucing yang meminta makanan. Namun, Budi meludahi, menginjak-injak, membuangnya kesumur. Sungguh biadab perilaku Budi terhadap hewan, apalagi terhadap dirinya sendiri.


Beberapa tahun kemudian si Dani dan si Budi telah usai mondok dan menempuh kehidupan baru dimasyarakat. Ternyata keduanya menempat pada satu desa. Tak disangka beberapa hari ia lalui di kehidupan barunya dilamar oleh putri kyai ternama didesanya dan akhirnya si Dani mendirikan pondok pesantren didesanya. Sedangkan si Budi menjadi orang biasa-biasa saja, dalam artian tiada masyarakat yang tertarik pada si Budi, baik dari segi keilmuan maupun yan lain.


Ada pepatah yang mengatakan “ora butuh wong pinter, nanging wong apik ingkang dibutuhake”, ada juga yang mengatakan “gak eneng wong bodo, enenge wong males”. Jadi, kalau bisa kita bersama jadi orang baik akhlaknya sekaligus pintar, jikalau tidak bisa ya jangan putus asa tuk jadi orang baik sekaligus pintar, karena tiada orang bodoh melainkan pemalas.


Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati pembaca, saya pribadi minta maaf sebesar-besarnya, cukup sekian dan terimakasih.


Wassalamu’alaikum wr. wb.



(Muhammad Anas Murtafingi, Kebumen, 26 Oktober 2021)"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.