
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"IBU
Ibu,
Tatapanmu mulai lirih
Seakan rasamu hanya perih
Kami yang menyaksikanmu hanya bisa ikut pedih
Dimana mereka yang telah terpilih?
Mereka hanya berjuang untuk dipilih
Dengan jerih
Yang ternyata minta pamrih
Ibu,
Sungguh kami tak sudi
Kau diperlaku begini
Tak nampak keadilan yang hakiki di penjuru negeri
Penguasa tak punya hati
Mendominasi negeri
Bisa apa kami yang kuasanya telah dinodai?
Tak lagi bebas beraksi
Membela kau, wahai Ibu Pertiwi
Maaf, nyatanya
Sebutan merintih masih melekat pada Ibu Pertiwi kami
Lantas siapa yang bertanggung jawab atas hati yang telah tergores belati?
Bila memang para pemegang kuasa tak lagi tahu cara berterimakasih padamu, Ibu Pertiwi
Maka nantikan peran kami
Sebagai generasi penerus negeri
Untuk mengobati luka hati
Sang Ibu Pertiwi"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.