HITAM DAN PUTIH

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "HITAM DAN PUTIH


Kau terbangun di pagi yang tenang

Matahari menolak untuk menyapamu

Bau arogansi dan kekelaman

Senyum dari kejayaan, aku tahu kau tak berarti apapun

Tapi setidaknya seragammu memberikanmu harga diri

Dua noda merah di sepatumu

Kau merasakan kekuatan

Ketika dunia mereka penuh warna

Milikmu,

Hanya hitam dan putih


Bagaimana kau terlelap di malam hari?

Dapatkah kau mengingat wajah-wajah mereka?

Bau darah mereka?

Ingatkah kau pada saat orang itu melawan kesewenang-wenangan?

Dia hanya berusia 63

Karena kau telah mencuri satu hal yang berharga

Yang mereka sebut “Keadilan”

Tapi apa boleh buat

Tidak ada “Kemanusiaan” dalam kosa katamu

Karena kau hidup di hitam dan putih


Aka nada saat revolusi tiba

Pena adalah senjata

Dan setetes tinta dapat mengubah dunia

Kau tahu bahwa kau akan diingat

Namun, tidak seorang pun

Tidak ada seorang pun yang ingin mengingatmu

Karena satu-satunya yang kau tinggalkan adalah rasa sakit

Tanganmu yang bergetar memegang segelas racun

Kau meninggalkan dunia hitam dan putih



HUJAN


Berkeliling kota

Ramai, tetapi aku merasa sedikit kesepian

Karena mereka sibuk memikirkan diri sendiri

Aku menghirup nafas dalam, mencoba untuk baik-baik saja

Suara dari langit, tubuhku merinding

Dingin menembus tulang

Bernafas lebih perlahan

Hujan turun


Aku berdiri di bawah payung

Kepalaku tertunduk, sepatuku basah

Aku berdiri di pinggiran jalan

Menatap sebuah genangan, refleksi diriku

Terima kasih karena sudah datang, temanku

Merasakan dinginnya dirimu

Hujan petang

Rangkullah aku


Aku ingin berlutut dan memohon

Kumohon tetaplah di sisiku dan jangan pernah pergi

Hujan pagi

Kau adalah sahabatku

Mengetuk hatiku dan memelukku erat

Aku tak kesepian

Secangkir cokelat panas, kehangatan menyelimutiku

Di dunia yang kelabu ini



JAZZ


Berenang di dalam samudera cinta

Tetapi cinta adalah kekacauan

Semuanya tidak akan berhasil

Mereka menginvestasikan patah hati dan rasa sakit

Kau selalu menjadi pecundang

Dan tidak asing untuk menjadi yang terbuang


Ketika mereka mengatakan ‘Halo’

Itu hanyalah sapaan singkat tak berarti

Hidup penuh dengan apatisme

Memberikan cinta, merusaknya, dan meninggalkannya

Dan kau hanya memunguti serpihannya

Malam larut, kau duduk dengan jazz sebagai teman setia

Rhapsody in Blue

Selalu menjadi penyembuh jiwa


Di sanalah dia

Dengan wajah seelok matahari pagi

Gaun yang berkilau dan rambut berombak Monroe

Suaranya semanis madu bagi malam-malam terpahitmu

Bersenandung dengan manis

Kau tersenyum

Berharap datangnya lembaran-lembaran baru



PAPA


Udara terasa semakin dingin malam ini

Aku tak akan pernah bisa menghitung rasa sakitmu

Kau semakin menua

Senyummu adalah salah satu hal yang kusukai

Aku merindukan setiap detik yang telah aku lalui denganmu

Kau selalu berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja

Tetapi aku tahu setiap keresahanmu

Aku berdoa pada Tuhan


Aku mengambil nafal dalam

Segelas teh jahe dalam genggamanmu

Aku tak pernah memberitahumu

Bahwa aku merasa sangat takut kehilanganmu

Aku benci saat aku tak bisa menahan air mataku

Aku berusaha menjadi lebih kuat dari kemarin

Tetapi aku tidak bisa tanpamu di sisiku

Apa yang harus kulakukan jika tidak ada engkau, Papa?


Ruangan terasa lebih hening dan semakin hening

Suara dari kegelapan malam menghantuiku

Aku bertambah tua

Senyummu seindah langit di pagi hari

Aku merindukan suaramu

Semuanya telah berubah

Semuanya tidak akan kembali seperti semula

Jadi aku menggenggam tanganmu dengan erat



MALAM


Aku menatap refleksi diriku dalam remang-remang

Tidak ada yang istimewa

Aku mendengar suara-suara misterius

Dari kumpulan mimpi burukku

Mereka merasuki pikiranku

Dunia yang gemerlap dan indah

Dunia yang tidak akan pernah aku masuki

Aku terdiam dalam keheningan malam


Aku melihat mereka dari kegelapan

Rintik-rintik hujan jatuh ke tanah

Menusuk-nusuk kulitku dengan brutal

Tidak ada sinar bulan, tidak ada kelap-kelip bintang

Hanya langit yang kelam

Dan kegelapan kota ini

Malam yang melelahkan, jalanan yang menakutkan

Aku ingin menjadi salah satu yang diidamkan

Tetapi aku tinggal di sini

Di keheningan malam


Hari-hari yang sulit

Aku masih terlalu muda

Dan ingin diidamkan

Mengembara di gelapnya malam

Menanti cahaya bulan

Jalanan yang menakutkan

Liar dan penuh kebebasan

Ini hanyalah mimpi buruk

Di keheningan malam

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.