https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Edelweis Telah Gugur
Karya : Siska Indah Mahwani
Di dataran tinggi Dieng dapat kunikmati pulau Jawa dari ketinggian
Jas tebal mengenakan sapu tangan dengan ornamen bulu-bulu harapan
Selangkah demi selangkah kaki menanjak kearah puncak pegunungan
Tempat indah yang menghasilkan salju ditengah wilYh tropis
Terdengar mustahil tapi itu benar adanya
Sempat terdengar legenda tentang bunga yang langka
Melambangkan keindahan cinta yang abadi
Jelas aku tidak seberuntung mereka yang menemukan bunga itu
Yang konon katanga hanya dapat dijumpai pada seseorang yang mencari kekasih
Bahkan dapat bertahan hidup 10 tahun lamanya ujar para petuah
Juni selalu menyatakan musim semi di penjuru dunia
Menantikan bunga yang mekar diatas bebatuan berkasih
Namun sayang sepertinya awan tidak menyambutku dengan baik
Membawa gumpalan hitam tak lupa diiringi kilatan halilintar
Aku betegun menatap sekeliling dan menemukannya
Ternyata bunga itu telah gugur akibat suasana ketidakpastian
Konspirasi Metafora
Karya : Siska Indah Mahwani
Dikatakan pada bulan tentang sosok yang menyerupai bait dan sajak
Magis yang berkelanjutan menggilakan setiap arti pada aksara
Tuli menyesatkan nafsu yang bebas berkeliaran di alam semesta
dirantai jeuji besi agar tak lagi memberontak seperti auman serigala
Sulit diartikan dengan kosakata berbahasa Sansekerta
Tapi peristiwa bersenandung paralel yang diangkat menjadi novel karya sastra
Bermula dari melodi tak berlirik berakhir dengan kalimat berdiksi purbakala
Petanyaan berpijar perak dan emas membuih dikalangan rakyat jelata
Senja seolah menolak bintang untuk menampilkan gambar antariksa
Pusaran hitam menghirup aroma tirakat di lintasan galaksi akara Bagaskara
Pitarah alam baka mewariskan payoda nirmala jagat raya
Konspirasi bertajuk relikui dibawah gubuk sampena rinai swastamita
Tandang beralas kaki senandika menuju umbu mangata nabastala
Merapah dengan pilau ditemani redum meraki mangkus bermartabat nayanika
Sekala pilon rimpuh berjalan dengan tongkat gelabah buatan kawi dayita dahayu
Korelasi metafora belungsang buana persistensi suar jamanika
Tuhan Benar
Karya : Siska Indah Mahwani
Yang kupikirkan sejak awal hanyalah perangai dunia
Membuat setiap langkahku berambisi tak berarah
Sekali lagi aku mempercayai manusia
Meluapkan arogansi hanya sekedar meraih kesuksesan
Malang betul nasib Tuan muda
Bersusah payah mengayuh sepeda tua
Bersama rintihan hujan dicela pohon akasia
Menabung hingga bergelimang harta
Sampai tak terhitung lagi jumlah uangnya
Tapi sayang ia menghina gadis desa
Berparas ayu diselimuti kain usang
Ternyata uang membeli sopan santunnya
Dan dasi juga menaikka sedikit kepalanya
Hidup yang sulit adalah ucapan selamat pagi dari Tuhan
Membuatmu menangis adalah syair balasan cinta
Tuhan Benar membuatmu menderita agar harapanmu hanyalah-Dia
Suara Dari Neraka
Karya : Siska Indah Mahwani
Bergeming menggema bernuansa kilatan Amarah
Sambaran petir diguyur derasnya hujan berdarah
Seolah memberikan peringatan kepada umat manusia
Berperisai keserakahan berpedang tali kemaksiatan
Teriakan itu akan mengoyak seluruh gendang telinga
Bahkan dapat memecahkan seluruh isi kepala
Jeritan dari makhluk yang berkhianat kepada Tuhannya
Menggadaikan akhirat untuk membeli kepuasan dunia
Siapa sangka tempat bernaung yang di-Agungkan hanyalah sementara
Kini panggilan itu menyebut satu-persatu Tuannya
Persetan dengan nafsu melelhkan perut penistaan
Yang berujar penuh Iman tapi licik berkelakuan
Tuhan takkan pernah ingkar janji perihal takdir
Tapi Sombong adalah penghinaan menjijikan terhadap Tuhan
Khutbah dengan kemunafikan adalah siasat mengajarkan kesyirikan
Jelas saja Tuhan menghadiahkanmu Neraka Jahanam
Untuk menebus kesalahan yang kau anggap kebenaran
Novel Kanagara
Karya : Siska Indah Mahwani
Senyum lengkung menyambut suasana pagi
Berkisah tentang alam yang berselimut awan putih
Mentari memaparkan cahaya bias penuh makna
Berdesau bersama angin yang berhembus gemulai
Novel Kanagara yang bercerita tentang gadis sederhana
Berjalan dengan anggun berpakaian batik jawa
Ningtias namanya kembang desa yang begitu cantik
Sempat menggegerkan penduduk desa rupanya
Anak pertama yang tinggal dipinggir sungai beratapkan senja
Tidak hanya itu pemuda kota bahkan berniat mempersuntingnya
Seperti kisah pada umumnya benar saja
Gadis desa dan pemuda kota sama-sama jatuh cinta
Bumi seketika mndoakannya
Hingga pernikahan menyatukan hati mereka
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.