https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Dengkuran Malam
Di titik ini
Sungguh, hanya bayangmu saja yang mampu aku rengkuh
Di setiap detiknya hanya sibuk bertanya-tanya
Mengapa aku sesanggup ini meneduh di pohon tanpa daun?
Yang setiap dahannya berjatuhan melukai
Aku sibuk menulis namamu di akar yang menjulang ke tanah
Menimbang-nimbang
Sibuk menghina semestaku yang retak
Sungguh hanya bayangmu saja yang mampu aku rengkuh
Dengkuran malam yang menggetarkan
Rasaku tak terusik walau begitu
Aku masih sibuk merengkuh bayangmu sembari menghina semesta
Semestaku yang penuh akan bayangmu
Yang hanya terisi bayangmu
Tentangmu dan Pelukan di Tengah Api
Menikmati meleburnya dirimu dalam anganku
Terus memaksa bahwa ini akan baik-baik saja
Padahal tak pernah jadi seperti itu
Tak akan pernah seperti itu
Jujur, terlalu menyiksa bila menatapmu
Semua seakan tersayat
Ribuan mata pisau menusuk dalam-dalam
Dan buruknya, kubiarkan itu
Malah kunikmati sakitnya
Sesakit entah analoginya
Terlalu abstrak untuk aku peluk sebenarnya
Senyummu bukan lagi menyihir
Tapi hampir membakar
Kini, aku tepat di tengah api itu
Maukah kau ulurkan tanganmu?
Agar kupeluk kau bersama air mata yang menyaru dengan api
Peluru dan Senapan
Kuisi banyak senjata dalam tas
Kujinjing dengan kepalan tanganku yang mengeras
Mengangankan sebanyak-banyaknya renungan
Debaran dadaku pun bahkan mengikuti irama angin
Tak gentar aku langkahkan
Sapasang kakiku yang telah banyak terjerat derita
Entah berujung dimana
Senapan aku acungkan depan matamu
Dapatkah kau temukan tanganku yang gemetar?
Takut-takut peluru benar kuhadirkan di tengah kita
Dapatkah kau temukan mataku yang memancarkan banyak rasa?
Hingga akhir kutarik pelatuknya
Ke arah langit yang dengan tega menggurat kisah menyedihkan kita sedemikian rupa
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.