Cerita Pendek - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Cerita Pendek

Karya: Lisa Kurnia Anggraeni Damayanti


PERSAUDARAAN MEMBUAHKAN KEBAHAGIAAN

          Pertama masuk kelas VII di SMP, aku hanya berkawan dengan teman yang aku kenal. Dalam satu kelas itu ada seorang teman yang paling tidak aku suka yang bernama Avia, begitupun sebaliknya dia pun tidak menyukai aku. Tetapi setelah kenaikan kelas VIII ternyata aku sekelas lagi dengan dia, karena tidak ada teman yang sangat akrab denganku, maka dengan terpaksa aku mengajak Avia duduk sebangku denganku. Lambat laun rasa tidak saling suka itupun mulai memudar, karena setiap hari aku dan Avia pergi ke kantin bersama, jika ada tugas kelompok pasti bersama. Tetapi kadang kala gara-gara hal yang sepele kita bertengkar lagi. Hari-hari kita lewati bersama, rasa saling tidak suka itu semakin memudar dan akhinya hilang. Kita menjadi sahabat. Ternyata setelah aku jalani bersahabat dengan Avia, aku baru sadar kalau ia adalah sesorang yang sangat baik, dermawan, dan suka menolong orang. 

         Di kelas IX kita masih sekelas. Tiga tahun lamanya aku sekelas dengan Avia, dengan hitungan satu tahun tidak menyukai Avia dan dua tahun seterusnya kita bersahabat. Avia sudah aku anggap seperti saudara sendiri. Di Kelas IX ini Avia semakin menunjukkan sikap dan sifat baik yang aslinya. Kemana-nama aku dan Avia selalu bersama, sampai-sampai ada seorang guru yang berbicara ke kita kalau lihat Lisa pasti ada Avia begitupun sebaliknya. 

        Karena dulunya Avia ketua OSIS di SMP makanya dia banyak temannya dan sampai teman yang pertama tidak aku kenal dan akhirnya kenal. Itulah yang membuat aku semakin banyak teman dan itu semua sudah aku anggap sebagai saudara. Jadi kemana-mana aku dan Avia bertegur sapa dengan teman yang kita kenal. 

         Pada suatu hari aku dan Avia pergi ke kantin dan aku mencari uang jajanku di saku seragamku, ternyata tidak ada. Aku coba cari di tas sekolahku juga tidak ada. Avia mengajak aku lagi pergi ke kantin dan dia akan membelikan jajan untukku. Aku merasa tidak enak jadi aku menolaknya, tetapi Avia memaksa terus dan akhirnya kita pergi ke kantin lagi dan sesuai ucapnya diapun membelikan jajan untukku. 

        Satu minggu sudah berlalu, kali ini aku bersemangat berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah aku merasa kesepian. Teman yang sudah aku anggap seperti saudara sendiri, sekarang tidak masuk sekolah. Ia mengikuti kegiatan Asistensi Bela Negara di Sidoarjo. Empat jam pembelajaran, rasanya aku ingin menjerit. Tak ada teman yang sekompak Avia. Langkah demi langkah aku berjalan sendiri menuju kantin. Aku disapa seorang guru di SMP. Beliau menanyaiku ada apa dengan diriku yang muram? Akhirnya guru tersebut mengajakku berbagi cerita, tiba-tiba Lely seorang teman sekelasku datang. Bertiga kita lemontarkan cerita masing-masing. Lely mencoba menyampaikan beberapa pendapat mengenai Mujahadah Nafsi. Bahwa untuk diriku sendiri, aku tidak boleh bersedih hati hanya karena Avia tidak masuk sekolah. Dia menyuruh agar aku menerima segala yang ada, Avia juga pergi demi sebuah cita-cita. Lely juga mengajarkanku untuk selalu sabar denga tidak cepat memberikan reaksi pada permasalahan yang timbul. Sesudah bercerita, bel masuk berbunyi, aku masuk ke kelas. Keesokan harinya, Avia kembali lagi ke sekolah. Kini kita kembali seperti keaadan seperti sediakala. Persahabatan menjadi persaudaraan. 

            Pandemi Covid-19 datang, aku sangat jauh dengan Avia, saat ini hanya bisa berinteraksi lewat sosial media saja. Eitsss, tapi bukan hanya karena jarak yang memisah kita jadi jauh, justru makin mempererat tali persaudaraan kita. Tiap hari kita saling tegur sapa dan berbagi cerita. Aku dan Avia sudah lulus dari SMP. Kita melanjutkan ke SMA yang sama namun kita beda kelas. Meski beda kelas kita tetap menjalin persahabatan lagi, bahkan lebih dari seorang sahabat. Kita bahkan sudah menjadi sebuah keluarga.

           Hubungan persahabatan akan jauh lebih indah lagi, bukan hanya selalu menyertai, namun seorang sahabat juga selalu membantu kita dalam kebaikan dan menasehati kita saat melakukan keburukan. Kehadiran mereka membawa kita semakin dekat kepada Sang Pencipta, bukan justru sebaliknya membuat kita tenggelam dalam maksiat dan semakin jauh dari-Nya.


-TAMAT-"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.