
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"BUNGAKU TELAH LAYU
Duduk tegap menatap jalanan malam
Mata yang tajam mengawasi setiap sudut sudut bangunan
Wajah tegasnya di takuti setiap orang yang melewatinya
Tongkatnya tetap ia pegang sebagai pusaka
Tubuhnya istirahat namun mata tetap mengawasi
Ia tak sendiri..
ia di kawal bersama 8 jendralnya
menjalankan tugas untuk negara yang semakin tua ini
Malam yang semakin larut tak ada suara manusia
Hanya suara sunyi malam dan waktunya para jendral melepas sisa lelahnya
Tak ada angin tak ada badai
Itulah malam terakhir mereka membuka mata
Mata ditutup Mulut di Bungkam Tangan di tali dan Tubuh di dorong paksa
Mereka tak tahu itu adalah hari dimana mereka tak akan pernah kembali
Setiap sayatan setiap tusukan setiap desakan setiap caci maki
Mereka tahan segala fitnah yang mereka terima tak membuat mereka takut
Yang mereka takuti adalah negara yang akan menjadi negara komunis
Negara yang mereka jaga
Mereka rebutkan dengan susah payah dengan bercucuran darah
Tak akan diberikan kepada tangan yang salah
Namun mereka sudah gugur
Bungaku yang telah tumbuh mewangi kini layu di atas tanah yang memerah
Sepasang mata yang tajam tubuh yang tegap
Memberi hormat untukmu bungaku..
Setiap lukamu setiap peluru yang masih tertancap di tubuhmu akan hilang bersamaan dengan wangi harum yang menyambutmu
SELAMAT JALAN PARA JENDRAL YANG TELAH MELAKSANAKAN TUGASNYA DAN GUGUR DALAM MEMBELA NEGARA YANG SEMAKIN TUA DAN MENUA
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.