An Untilted Lady - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 An Untilted Lady

Penulis : Muhammad Aldiansyah


Adam dan Evelyn adalah pasangan yang baru saja menikah. Setelah menabung selama 2 tahun, akhirnya mereka bisa melaksanakan pernikahan di sebuah katedral di kota Calabria, Italia. Mereka masih tidak percaya karena Adam yang hanya seorang desainer grafis dan Evelyn yang bekerja sebagai pelayan kafe bisa mengadakan pernikahan di luar negeri. Sebelum mereka kembali ke Indonesia, pasangan ini menikmati suasana di kota Calabria. Mereka menikmati angin yang berhembus di pantai, yang tanpa disadari, mereka singgah ke sebuah pondok kecil yang menjual lukisan-lukisan dengan harga murah.

Baru saja masuk ke dalam, Adam jatuh hati pada satu lukisan. Itu adalah lukisan wanita yang duduk sambil melukis pemandangan, namun wanita itu memegang belati di tangan kirinya. Lukisan itu bahkan tidak ada nama pelukisnya, judulnya saja tidak ada. Kemudian pasangan itu dihampiri sang pemilik toko. Mereka tidak menyangka pemilik toko itu ternyata laki-laki yang masih muda. Pemilik toko itu bernama Luca, ia menceritakan bahwa ia menemukan lukisan itu di pasar lalu ia membelinya. Tapi karena Luca ingin mengumpulkan uang demi bisa pulang ke Bergamo, ia menjual koleksi lukisannya dengan harga miring.

Adam langsung membeli lukisan itu. Dia menamai wanita di lukisan itu sebagai Lucy. Sekembalinya ke Indonesia, Adam terus memperhatikan lukisan itu. Hari demi hari silih berganti, tapi kelihatannya Adam sangat mengagumi kecantikan wanita yang ada di lukisan itu. Bahkan disaat mereka ingin tidur, Adam selalu membicarakan tentang lukisan itu. Membuat Evelyn menjadi kesal dengan tingkah suaminya.

Di malam hari, Adam terbangun karena ada suara kaki yang berasal dari ruang tengah, tempat dimana lukisan itu berada. Saat ingin memastikan apa yang terjadi disana, betapa terkejutnya dia melihat wanita yang berada di lukisan itu hidup. Karena mengira dirinya sedang bermimpi, Adam menghampiri wanita itu lalu memeluknya dengan mesra. Saat dia membuka matanya, Adam terbangun di kasur tempat ia tidur tadi. “Mungkin itu tadi hanya mimpi” kata Adam.  

Dua bulan berlalu, tanpa disadari wanita di lukisan itu sedikit berubah. Perut wanita itu kelihatan lebih besar, tapi rasanya seperti tidak mungkin. Bagaimana bisa objek dalam lukisan tiba-tiba saja berubah tanpa campur tangan orang lain. Adam menaruh curiga kepada istrinya, Evelyn. Sepertinya dia yang sengaja merusak lukisan itu karena Adam selalu mengabaikan Evelyn dan lebih memilih memandang lukisan itu. Adam memarahi dan menuduh istrinya karena merusak lukisan itu. Meskipun Evelyn berkelit kalau bukan dia yang merusak lukisan, Adam masih saja menuduh istrinya itu, dan pertengkaran antara mereka berdua tidak bisa dihindari. Evelyn pun memutuskan untuk meninggalkan Adam dan pergi kembali ke rumah orang tuanya karena tak tahan lagi dengan tingkah suaminya yang terlalu mengagumi lukisan itu.

Evelyn tetap saja mengkhawatiran keadaan suaminya. Walau pesan dan telepon dari Evelyn tidak pernah dibalas, dia percaya mungkin dengan memberikan sedikit waktu dan ruang, Adam bisa saja mulai berpikir jernih dan mencari dirinya. Namun, 7 bulan berlalu dan benar-benar tidak ada kabar dari Adam. Evelyn pergi melihat Adam karena takut sesuatu terjadi pada suaminya.

Saat memasuki rumah, Adam terlihat baik-baik saja. Niat ingin bersyukur, betapa kagetnya Evelyn saat memandangi lukisan. Wanita dalam lukisan itu terlihat seperti sedang hamil, perutnya kini lebih besar dibanding sebelumnya. Adam tidak mengatakan apapun, dia duduk lanjut memandangi lukisan itu. Sepertinya Adam telah kehilangan akalnya.

Dari bawah lukisan itu keluar darah yang mengalir deras. Diiringi dengan suara tangisan anak bayi. Benar saja! Dari bawah bingkai lukisan keluar bayi manusia. Evelyn kini paham mengapa suaminya betah melihat lukisan itu, bahkan tidak pernah menghubungi dirinya. Adam, selama ini berselingkuh dengan wanita yang ada di lukisan itu. Evelyn juga sepertinya kehilangan akal. Dia mulai menusukkan pisau dapur ke kepala Adam. Lantai rumah itu penuh dengan darah merah segar. Wanita dalam lukisan itu tersenyum puas melihatnya. Karena merasa bertanggungjawab, Evelyn mengambil bayi itu lalu merawatnya seperti anaknya sendiri.

Keesokan harinya, Luca datang ke rumah itu. Ia jauh-jauh dari Italia hanya untuk mengambil kembali lukisan itu. “Sepertinya, aku sudah mendapatkan adik baru, iya kan mama?” kata Luca didepan lukisan itu.


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.