Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
AKU, DIA, DAN SURAKARTA
puisi Lisa Nur Chasanah
Menjelma--- adalah kata yang pas untukmu aku sebutkan
menawarkan segala baik tanpa mengukur persoalan pahit
iya, kau itu bagai utusan Tuhan yang menjelma seorang laki-laki tanpa sayapnya
lantas, apakah kau itu malaikat? mungkin iya dan mungkin bisa juga tidak.
/1/
Minggu, ketika itu adalah hari Minggu
waktu pertama dimana aku merasakan sesuatu
iya, untuk pertama kalinya
meskipun telah beberapa kali bertemu
tapi, bukan
bisa jadi, belum
memuji kagum, tersentak takjub, atau
menolak keras dari sebuah pengakuan
aku--- menyukaimu.
/2/
Hari demi hari melalu tanpa sebongkah halu
hari demi hari melalu tanpa seutas rindu
persoalan meminta apalagi tentang mengharapkanmu
t i d a k .
Rutinitasku pun tetap sama
tiada yang berubah semenjak kita bertemu, atau
semenjak aku sempat terpesona akan sosok olehmu
Bukan--- bukan siapa kamu, sifatmu, apa pun itu
aku sungguh tak mengenalmu, bahkan
sekedar nama saja aku dengarkan dari pintu ke pintu
ala kadar cerita yang sengaja mempersoalkanmu
kamu ganteng
kamu keren
kamu berwibawa
kamu pandai
kamu saleh
kamu idaman
kamu teknik
begitulah bibir-bibir mungil nan suci itu menyibirkanmu
Sedangkan aku?
sungguh aku tak pernah mempedulikan itu
basa-basi nimbrung pun aku tak mau, lalu
bagaimana aku bisa menyukaimu?
lelucon sekali bagiku.
/3/
Hariku masih sama
tetap sama
tak ada yang tak sama
pagi ku-kuliah
siang ku-nongkrong
sore ku-organisasi
malam ku-nyoklat di warung kopi
iya, karna aku bukanlah indie yang tahan dengan kopi
meramu berbagai biji untuk secangkir kopi ala-ala kafe bernuansa anak indie.
Aku suka senja,
aku suka tote bag tas klasik Amerika
tapi buatan lokal seharga puluhan ribu saja
aku suka converse yang katanya sepatu asal Amerika pula
yah, meskipun KW yang ku-beli hanya seratusan ribu saja
tentu jauh sekali dari harga yang sesungguhnya
Memang, aku bukanlah nirmala yang bergelimang harta
ngopi sana sini ala kehidupan anak Jakarta, apalagi
foya-foya tampilan necis seperti mahasiswa Ekonomi Bisnis yang kaya raya--- bukan.
Aku hanyalah anak sastra, Fakultas Ilmu Budaya
tak luput dengan kaos dan jaket eksekutif mahasiswa
aku bukanlah anak masjid yang tenang apabila bersandiwara
tapi, aku juga bukanlah dekil dengan sebatang rokok yang menyala
tidak juga segelas alkohol yang membuat mabuk kepayang katanya
apalagi isap dua isap yang tengah gempar membahana
jelas tak pernah sekalipun dalam hidupku, aku melakukannya.
/4/
Laki-laki tanpa sayap
inisial ini masih melekat, pada dirinya
ia datang mengisi hari mengukir cerita
dari hari ini hingga esok, menjadi sejarah nanti
ia datang diutus sang Tuhan
menuai satu dua kisah
yang tak lagi sama dari sebelumnya
ini adalah kisah baru
cerita tentang cinta
antara aku dan dia
yang menyatu dalam satu sajak kita
Kala itu, romansa nyata dari sebuah Jawanya kota
aku, dia, dan Surakarta.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.