Waktu Senja Dipagi Hari

 


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 Waktu Senja Dipagi Hari

Udeng alatas


Ooh waktu…ooh waktu

Aku selalu menyia-nyiakan dirimu

Aku sering lemah dan lesu karenamu

Tubuhku kaku ketika berusaham menjamah dirimu.

Ooh waktu

Kini aku sadar akan pentingnya dirimu

Aku berjanji padamu untuk selalu setia dalam asa

Menit, detik akan aku gunakan dirimu untuk pribadiku.

Ooh waktu 

Maafkan kelalaianku terhadapmu

Aku tau, aku adalah orang yang selalu mengecewakanmu

Aku harap, engkau sudi memaafkanku.

Sakra, 2021


Cinta Terputus Arus

Udeng alatas


Cintaku memang suci dan murni

Disehelai kertas, aku sering menulis namamu

Disebuah bingkai aku taruh fotomu

Namun entah kenapa takdir tega memisahkan kita

Jurang cinta kini sudah mulai merata

Lautan kasih sudah mencapai titik kedangkalan

Samudra kerinduan yang begitu besar sudah mulai mengecil

Air yang begitu suci dan jernih kini sudah mulai keruh

Harapan yang begitu terang kini redup tanpa secuil harapan

Itulah ibarat cintaku yang telah hilang


Sakra,  2021


Harapan

Udeng alatas


Begitu besar harapanku padamu

Begitu besar keyakinanku jua

Dalam kalamku yang syahdu

Aku sering berimajinasi tentang dirimu

Ikatan batinku terbungkus erat dan sulit untuk di lepas

Terkadang  aku protes pada diriku sendiri

Apakah harapanku…apakah mimpi dan cita-citaku?

Dalam hidupku yang penuh dengan ujian

Aku berusaha bangun dalam kebingungan akan jati diri

Dalam batinku aku bentuk sebuah keyakinan

Faktanya Aku gagal dan jatuh dalam keterpurukan

Namun keyakinanku tak pernah pudar

Aku berusaha bangun sambil berdoa

Kini semua jawaban dari doa dan kegagalanku sudah terbalas

Sungguh menarik scenario tuhan terhadap hambanya

Manusia hanya dituntut untuk ihtiar yang diiringi dengan doa


Sakra,  2021


Perjuanganku

Udeng alatas


Dunia ini bagaikan selebar daun kelor

Namun masa dan waktunya berjalan tanpa henti

Tahun berganti tahun

Bulan berganti bulan

Minggu berganti minggu

Hari berganti hari

Jam, menit dan detik berganti detik

Itulah roda kehidupan

Disaat jatuh aku berusaha bangkit kembali

Disaat susah aku tetap berjuang

Tapi semua itu sia-sia

Aku harus bagaimana

Dengan penuh kesadaran aku berpikir

Apa gunanya hidup di dunia ini

Terlunta-lunta bisikan dalam kalbuku

Dalam hidup butuh perjuangan

Dalam perjuangan membutuhkan keistiqomahan

Pejuang tangguh tidak pernah mengatakan gagal


Sakra , 2021



Persahabatan

Udeng alatas


Mataku kini tak mampu menahan ratapan terakhir di saat kita berpisah

Hatiku tidak mampu menopang rasa sunyi tampa dirimu

Bibirku yang selalu canda tawa kini bergetar melihat kepergianmu

Sungguh tak mampu mulutku mengucapkan kata perpisahan

Wahai sahabatku

Kenapa engkau tega meninggalkan aku dalam diri

Kenapa kau ingin pergi meninggalkanku

Kenapa engkau tidak menghiraukan aku hidup sendiri

Aku berharap perpisahan ini tak akan terjadi

Aku yakin kita akan selalu bersama setiap waktu

Canda tawa, senda gurau yang penuh kebahagyaan

namun apa yang harus dikata dan kepada siapa aku berkata

setiap pertemuan pasti ujungnya ada perpisahan

wahai sahabatku

pesan terahkir untukmu

jangan melupakan kenangan ketiaka bersahabat denganku

jangan melupakan kebahagyaan disaat kita bersua

jangan lupakan pahit disaat kita bersama

semua itu adalah kenangan sekaligus bukti persahabatan

terimaksih aku ucapak untukmu sahabatku.

Sakra, 2021



Diam 

Udeng alatas


Diam…diam…diam

Kenapa kau diam?

Diamku adalah emas bagi diri pribadiku

Setiap perkataanku mengandung begitu banyak arti

Langkah dan gerak gerikku mengandung arti yang berbeda

Engkau jangan heran ketika melihatku

Aku memiliki jalan sendiri yang akan ku tempuh

Nasehatmu bungkus erat-erat untuk dirimu sendiri

Aku tak peduli lagi dengan semua itu

Ceramahmu kau simpan dimemori otakmu untuk orang selain aku

Karena diamnya aku adalah tanda bahwa aku mampu.

Sakra 2021


Sang Raja Liar

Udeng alatas


Aku tau kodratmu sebagai seprang wanita

Akupun tau sejauh mana kejujuranmu padaku

Akupun tau siapa musuh besar dalam hidupmu

Aku sebagai budakmu memohon padamu untuk tidak mengelabuiku

Sungguh dirimu sangat berbahaya bagiku

Aku perbal imanku, aku ikat dengan tali taqwaku

Namun kau berusaha untuk menghancurkan semua itu

Kau berusaha dengan ribuan cara mengecoh pikiranku

Aku bertanya-tanya, bagaimana aku mampu mengalahkan mu?

Apakah perlu aku siapkan bom atom untuk menghancurkanmu

Tidak..tidaaak..tidaaak

Aku kira penciptaanmu hanya sebagai npembeda antar makhluk

Jiwa ragaku seakan akan terancam dengan kehadiranmu

Aku minta kau jauhi aku

Kau pergi dari hadapanku

Kau raja manusia yang akamat kejam bagiku

Sehingga tuhan memberimu gelar nafsu

Sakra, 2021


Malas

Udeng alatas


Setiap kali aku berusaha masuk kekamarku

Aku malu melihat tempat tidurku

Kotor, puluhan benda berserakan dimana-mana

Akupun mengaku tentang kemalasanku yang aku milki

Akupun mencari dukun untuk mengusirnya dari hidupku

Namun semua itu sia-sia

Aku gunakan mantara-mantra hasilnya sama

Aku pakek kalam-kalam suci kecil harapan untuk mampu

Perlahan-lahan dikeheningan malam

Sepontan tanganku mencoba menjamah sebuah buku

Akupun mencoba membaca dan terus membacanya

Ternyata melakukan sesuatu harus dibiasakan

Sehingga manusia mampu membakar rasa malas dalam dirinya

Sakra, 2021


Kampusku 

Udeng alatas


Disaat melangkahkan kaki ke kota jogja

Aku rasakan ada sesuatu yang berbeda dalam hidupku

Bermodal sekeping uang dan sekantong beras 

Aku lalui dengan penuh keihkhlasan

Dengan sehelai baju merah dan celana hitam

Aku rasakan dengan penuh ketabahan

Aku berjalan menelusuri kota dengan tas biru tua

Dengan penuh harapan dan penuh keinginan

Kota jogja, kota pendidikan dan budaya

Disana aku rasakan ribuan perubahan

Jiwaku tertata dengan ragam budaya

Yogyakarta, kota terindah bagiku

Yogyakarta adalah tempat yang tempat untuk menimba ilmu

Yogyakarta adalah tempat mengasah pengetahuan

Yogyakarta penuh dengan isu dan kritik membangun

Sebuah kota yang mampu membentuk karakter

Sebuah kota yang menghidupkan semangat pengetahuan

Sakra, 2021



Hembusan Doa

Udeng alatas


Ditengah malam, aku terbangun dari tempat tidurku

Bisikan bantal yang menyebabkan aku sadar akan hal itu

Tangan dan sekujur tubuhku seakan-akan diperintahkan untuk bangkit

Entah kenapa, aku merasakan ada sosok manusia memerintahkanku

Hembusan hawa dingin menyelimuti seluruh tubuhku

Tiba-tiba terdengar suara air mengalir didekat kamar tidurku

Perlahan aku mendekata sumber suara tersebut

Ternyata keran tempat aku biasa berwuduk telah terbuka

Aku diam sejenak dengan sedikit heran dengan peristiwa itu

Air yang ada dalam kendi mati bisa terbuka sendiri

Apakah ini petunjuk baik untukku

Aku menghampiri kendi tua itu

Suara dari dalam kendi itu bertutur lembut

Segera sentuh aku, gunakan aku

Akupun bertanya, siapa dirimu

Jawaban secara perlahan mengatan 

Aku air yang menanti tuanku untuk berwuduk

Spontan aku mulai berwuduk dengan sedikit takut

Akupun berbalik dan masuk kembali kekamar tidurku

Suara yang sama menyeru, solatlah…solatlah

Akupun solat dua rokaat

Dan bergegas untuk tidur

Suara yang sekian kalinya menyeru berdoalah

Sehingga akupun berdoa seakan-akan malikat besamaku

Akupun tidur terlelap

Dalam tidurku aku bertemu denga sosok manusia 

Dengan pakain putih polos 

Dan berkata berdoalah  

Sesungguhnya semua doamu akan terkabulkan sang ilahi

Sakra, 2021"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.