Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Tenggat
Buah Pena: Maharani Arya Dewanti
Jika dia tak datang, aku memangut
Jika dia datang, aku takut
Sekarang bertaruhlah!
Kau yang tiba dulu, atau aku tak akan menunggu!
Hujan terperanjat lesu
Terdiam namun riuh
Pelabuhan yang lalu tinggal renik diingatanku
Perahuku mangkat, batas akhir belum sempat tertambat
Jangkar sudah sembilan belas tahun diangkat
Segalanya melesat
Segalanya melambat
Kabut menerungku tiang kayu
Dipematang dek tiba-tiba aku rindu arahMu
Dan hamparan air asin itu tampak berlekuk kaku
Sudah banyak koral yang terjamah bukan?
Pulau manakah yang akhirnya ku temu?
Akan sampai atau masih perlu seberdarah apa lagi?
Langit sudah meradang
Perahuku berlarat-larat, bertunggang-langgang
Ajal sudah melabang
Lalu kapan aku bisa pulang?
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.