TAK JARANG TERDENGAR

 


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 TAK JARANG TERDENGAR

; Kepada Nenek.


*

Januari dalam kedamaian

Desa ini telah berulang kali lahir

Di sepanjang parit kecil, tak jarang terdengar;

Aliran air di sepanjang parit samping jalan kasar,

musim hujan, kicauan perkutut lokal yang menawan.

Lalu sorak sorai burung-burung melewati telingaku

Seperti kesukaran dan kesalahan, pada arus sesungguhnya—burung berpesta dengan melawan dan memasrahkan diri sendiri.


Hijau padi, kehidupan alam, dan kerja manusia pernah mencelang mata kita

Pohon saling berbarisan, sawah di seberang, di parit keting terperangkap waring

Sempadan tempat padi-padi mencuri ruang kosong

Di atas tanah moyang ini kau berkata-kata.

“Itulah bekas-bekas yang ditinggalkan hidup,

anak-anakku, sering-seringlah mengingat.”


Ini senja masih mengalir kebingungan .

Seperti rasa ketidak pahaman,

Mengapa masa kecil serupa jalan di depan rumah kita

yang berlubang.


“Ulangi jangkah-jangkah kecil, ulangi

Kisahku kepadamu,

Lowayu tak hanya menuntut pembacaan ulang

Agar kau tak cuma paham jalan pulang.”


Tak jarang terdengar, nenek, di tiap pertigaan—

di sini aku kehilangan dan diterima.

Aku dan desa ini seperti waktu yang suka bekerja,

setelah tambatan hati ditemukan.


(2021)


Catatan.


1.keting= sejenis ikan lele tapi kecil yang biasa dikali

2.waring= jaring menjebak ikan

3.Lowayu= nama desa di Gresik"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.