Sisi pragmatik Sejengkal emosi di masa pandemi

 





Cover buku


Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterupdate x Infolombapuisi Deadline 14 Oktober. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Selembut Salju"


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Sisi pragmatik Sejengkal emosi di masa pandemi


Senin pagi,manik ku masih Rambang. 

Mengingat rintihan panjang yang dikeluhkan 

lautan perasaan, yang sedih langit pikiran


Senin pagi,aku belum saja bersiap rapi

Tapi,aku bergegas membuka layar pipih 

mencari harap yang kukira masih terbungkus rapi,

di pdf dokumen milih pak Sugi


Tapi, seperti angin sengaja menjatuhkan daun,

Sebuah pesan singkat dari operator Indosat 

""Kuota kamu 5 MB lagi,cepat isilah bang***"" (bangsat nya di sensor)


Padahal,aku sudah berusaha menyisakan sisa kantuk ini,nahas pesan itu malah mengeringkan aku dalam sengatan diam. Bagaimana aku bisa  belajar hari ini?


Dahiku bertaut

bibirku pucat bak di datangi malakul maut

Aku berdiri sebentar tak ingin dulu dijemput


Senin pagi,ku hembuskan nafas kasar

Melihat ibu memiliki sayur hasil ia menawar

Berbisik aku di telinganya ""Bu,berilah aku jatah kuota belajar""


Tapi,dia malah berbaring perahu

 tengadah harap selaput kesah

 Mengingat ekonomi di masa pandemi 

 yang sangat membuat resah


Mulut gapilku terdiam tak lagi berkata

Hanya mengharap selalu ada bantuan kuota

Dan aku yakin,itu cuma fatamorgana

di dunia fana yang sedang terlibat Corona


Senin pagi,aku pasif

Memilih diam tak berkutik 

Padahal,kepala memiliki banyak percakapan yang sangat tidak asik


Tapi, Senin pagi aku tersadar, ketika beban berat tersirat,itulah saat tuhan menunjukkan keberadan-Nya. Lekuk sabit terlukis dan hatiku berbisik ""tenanglah,daring akan berakhir Oktober"""


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.