Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Singgah Tapi Tak Sungguh
Hembusan nafas udara dari segala penjuru semesta
Membelai daun-daun tak berwarna sehalus-halusnya
Terdengar lantunan palsu burung-burung itu
Mengusik pagi hingga sang putih menyilau
Sekejap datang rintik air Tuhan yang turun
Membiaskan seisinya sampai tercipta pelangi sekalipun
Namun secara perlahan keindahan itu tak sungguh menetap
Hanya memberi harap kepada mata yang menatap
Hingga tiba saatnya langit pun menjingga
Namun keagungan itu pergi dengan cepatnya
Hanya untuk menghadirkan warna hitam diatas sana
Hampir seluruh jiwa terbalut gelap yang melanda
Pekat terasa bagi kalbu yang menderu
Namun tak ada yang lebih baik daripada terpejam kala itu"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.