Semesta Yang berduka

 


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 Semesta Yang berduka


Sunyi 

Jalanan itu lengang 

tak berpenghuni ...

Tak lagi terang,

bak keramaian tiba-tiba menghilang ...

Kukira selamanya bising,

ternyata sekejap bisa tenang..


Tidak terjeda

Seperti kehilangan seratus dua ratus juta jiwa bukanlah apa apa ...

Tak hanya aku, 

yang berharap ini adalah mimpi 


Sempat tak terima 

meski kutahu ia nyata 

Bumi pun seakan mengakui, bahwa semesta kini tengah berduka ...


Tidak ada kepastian, bahwa tak ada kehilangan lainnya..

Manusia-manusia yang tengah berjuang, akhirnya dipaksa terjeda..


Mereka bersembunyi,  berharap esok semesta segera pulih ..

Namun, hari tlah pergi dan tahun demi tahun silih berganti


Jeritan Kelaparan 

Luka kehilangan

Menangisi keadaan 

Menyatu Dalam atap kepasrahan..


Duka duka akhirnya diterima 

dalam keikhlasan..

Yang tlah pergi, dibiarkan tenang..

Dan yang masih ada, dihargai keberadaannya..


Saat ini kami hanya tersisa untuk bertahan..

Karena mempertanyakan kuasa

Sang Pecipta juga tidaklah benar..

Dan memilih menyerah,

artinya memilih kalah...


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.