Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
SEKUNTUM LUKA BERSERU
Karya : Hunta Wijayani
Sekuntum luka membelenggu tubuh hasil pembantaian
Mendetoksifikasi digitalisasi haru : rasa penat beruntaian
Demi sapaan khas kota-kota autentik nan berserakan
Menyetubuhi caci demi membungkus rakus lukaan
Pada kulminasi lara menakak pawaka determinasi
Kutemui sebungkus duka di hadap mala nayam afeksi
Mengharap segera pulih aura haru dari peraduan ilusi
Demi gapai setangkup gelebah di malam argumentasi
Hah, sekelebat sekutu luka amat karib menduka hati
Oleh sebab toleransi absurditas nan kerap menggelayuti
Alah omong kosong bila kutungkup sekuntum luka
Lekas kemarilah rangkum kuntum peleraian luka
Lantaran selalu kuikhlaskan layu pada peradaban para pecandu
Biar segera kubawa lari mengingkari nestapa nan amat sendu
Mencerita rajut demi rajutan lara serupa tetes biram atas haru
Merobek luka agar urat tampak nyalang mengisyarat sakit yang berseru
Batang, 20 September 2021"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.