Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Peniru
Khayra Rasheeda Fakhrunnisa
Kini, wujud rupawan durjamu ada di hadapanku
Esok, kuyakin sosokmu yang adun akan berbincang denganku
Lusa, tak mustahil bila dirimu bersikap menyimpang ke arah liku
Saat ini, tipuanmu tak akan lagi dapat memperdayaku
Bagai cermin yang sempurna, pantulan yang indah
Tapi tak jarang menjelma menjadi buruk penuh rasa lara
Awalnya intan yang terpantul gemerlap cahaya
Lalu menjadi bangkai busuk yang menyengat indera
Duplikat yang buruk, penyadur yang hina
Memang upaya yang sempurna, tapi tak membuatku terlena
Langkah yang cerdas, tapi tabiatmu tak kunjung sirna
Apa dirimu tak menahu tentang apa dan di mana?
Tentang apa yang kau inginkan?
Dan di mana kau sembunyikan hal itu?
Hal yang menjadi dasar alasan seluruh perbuatan yang kau lakukan
Rasa yang ingin kau gabungkan menjadi satu
Tiruanmu tidak akan pernah sempurna, selama kau tidak tahu alasannya
Alasan kau melakukan semuanya
Alasan kau terus melakukan saduran hina ini
Alasan kau merasa nikmat dan menganggap ini sebuah seni
Hari ini, sekali lagi, diriku gagal memecahkan cermin kusamku
Wajahku masih tersenyum, walau aku membenci semuanya
Muak, tapi pandangan harap ada di mata jaharuku
""Semoga, esok wajah ini hancur lebur, selamanya.""
Malang, 9 September 2021"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.