NYANYIAN ELEGI TANAH LEUSER


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 "NYANYIAN ELEGI TANAH LEUSER


Kita pernah saksikan semut-semut

Berbaris di sepanjang kayu basah

Kita pernah saksikan orang utan 

Bernyanyi  menggema di rimba tanah alas

Kita  pun pernah mendengar nyanyian jangkrik

Malu-malu dibalik semak belukar

Kita juga pernah menyaksikan rusa, harimau 

Serta seribu kunang-kunang berpesta, tertawa 

Berkelakar bersama.


Tanah leuser tanah kita

Rumah berjuta flaura dan fauna

Hijaumu membentang bak 

zamrud khatulistiwa

Sungai-sungaimu meliuk membelah

sepanjang bukit barisan

Tanah leuser

Warisan indatu moyang untuk Indonesia.

Namun dalam diam, lumut kerak mulai

Enggan menempel di sela bebatuan

Pucuk-pucuk pohon paku enggan berdiri pongah

Bunga-bunga rumput gagal bersemi seperti dulu

Dan daun-daun pinus menguning

Lalu gugur 

Jatuh ke tanah 

Tetapi kita masih bisa tersenyum kawan

 

Walau terkadang gergaji mesin dan bulldozer itu

Terus memainkan melodi duka 

Menggusur rumah-rumah tupai

Yang sedang asyik menikmati musim kawin.

Menghancurkan kerajaan-kerajaan lebah

Yang siap memanen madu

Merubuhkan sarang laba-laba yang baru 

Saja selesai dirajut.


Sayangnya kita  pun masih  tertawa kawan

Kita terbuai sebongkah kenikmatan

Yang mereka hidangkan


Pohon-pohon  ditumbangkan 

Berganti jalan-jalan mekar

Gajah-gajah disingkirkan

Berganti ladang sawit

Mereka menjual hutan kita

Karena memburu gas geothermal

Pengganti listrik 


Leuser meradang

Mereka pun terus menendang


Kawan, kita belum terlambat!

Selamatkan leuser agar tak hilang 

dalam sketsa peta dunia

agar tak luruh seluruh cintanya

Dan kelak  cucu kita 

Tak menyukat air mata.


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.