Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"MENTARI YANG TAK LAGI HANGAT
Ku lihat dengan jelas dua bola mata yang menutup rapat dengan bibir yang pucat
Tubuh mu yang kaku di kelilingi isak tangis yang sesekali menjerit
Aku harus apa ? melihat ke tak berdayaan mu,
Sedangkan kaki ku tak mampu menopang tubuhku sendiri
Apa harus…
Ajal merenggut semua dari ku
Lalu bagaimana dengan janji mu, bukan kah kau akan menemaniku mengukir senja di bawah mega mega
Semuanya percuma, mulut mu tak lagi bisa berkata
Tidak kah terpikir oleh mu, bagaimana bibir ku bisa melebar sesaat setelah kepergian mu,
Tidak kah terlintas dalam benak mu, bagaimana nasib mawar yang layu setelah itu.
Semuanya percuma, kedua telinga mu tidak lagi bisa mendengar
Tidak kah kau tahu, aku ingi rassa mu yang hangat
Tidak kah kau rasa jari jari bersentuhan di matahari yang dingin
Namu semuanya percuma, semuanya percuma senyum mu telah melayang jauh menggapai awan putih
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.