Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"*MEMBISU*
Aku memaku diri di tempat
Teriakan mulai memecah belahan dunia
Terdengar, tapi telinga singgasana tertutup rapat-rapat
Raga membisu rasa, Hati pulang digandeng kecewa
Saat malam datang
Jiwa menulis mimpi dan asa
Tapi pudar saat siang menjemput
Katanya : ""Ini bukan porsimu""
Haruskah ku membisu?
Roda terus berputar
Mimpi seakan mati
Hukum tak lagi berbinar
Rakyatpun mulai patah hati
Sekali lagi hati menyesak
Ingin bersuara tapi serak
Denting hukum mulai mencekik
""Jangan berkutik, apalagi mengkritik""
Ini tanahku !
Lahir suci dari darah pahlawan
Hidup seolah menumpang dan mengungsi
Katanya : ""Ini bukan ranahmu""
Haruskah ku membisu?
Aku masih ingat,
Saat jiwa datang meminta kepastian
Gas air mata menjadi jamuan
Para jelatapun pontang-panting dengan iba
Sedang di sana penguasa lagi tertawa
Ini Darahku !
Bercucur luntur ketakutan
Akibat sayatan gaman dari rezim
Telah sampai di tenggorokan
Aku terdiam membisu
Membungkam diri untuk tak berkata
Lantas, adakah cara
Agar suara ini diresap?
Tanpa harus berhantam sikap!"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.