Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Luruh
Buah Pena: Maharani Arya Dewanti
Ruhmu, ruhku
Dalam sepersen windu
Memoarmu menguliti hidupku
Tidak banyak yang tersisa tapi ruhmu ruhku
Ucapanmu ku dekap utuh
Kelabumu ku terka seluruh
Agar aku mampu terus mengingatmu
Aku kecanduan siluetmu
Kendati hidup kini jadi setengah luruh
Ruhmu ruhku
Kabut waktu membutakan rasionalitasku
Teriakan terlanjur jadi bisu
Jarak membentang memburu
Kesan manis melebur jadi deru
Kita sama-sama tidak tau
Pamit kala itu jadi pamit akhirmu
Ruhmu ruhku
Pergimu sunyiku mati rasaku
Semu ruhmu masih dikenangi ruhku
Lukaku penuh
Doaku masih riuh berkutat pinta sejahteramu
Aku lupa aku
Ruhmu ruhku
Alam yang beda bukan kuasaku
Bahkan jika kini jasadku ada disisi jasadmu
Belum tentu kita menuai temu
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.