Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Lembah Kesesatan
Jauh tak terlihat
mata terlanjang menjadi buta
Tempat aku tersesat,
berkabut pekat memeluk tak mau lepas
Gemuruh langit,sangkakala berbunyi
Kabut kian memeluk erat,
Udara dihisap
Tersesat jiwa kian memasuki gelap
Bekas jarum jam menjadi kebas dikulit
Bunyian detik dekat di telinga
Gelap memeluk mata tanpa senja hadir
Tanya,kemana jiwa dibawa?
Ribuan tangan lapar mengapai tubuh
Menjadi rendah hati,
Kala ketakutan kau memohon
Kikian udara tiada ampun,
Mengolok kemalangan
Kepala mendongkak
Berharap bintang kiranya menemani
Hangat tubuh kian menjauh
Kala dingin salju tak berhaga
Lembah berkabut itu
Kian menyantap jiwa,membawa sakit
Dalam siksa tak terkira
Tiada jalan keluar,sebab
Sebanyak udara yang dihirup penuh kebebasan tanpa harga
Kau biarkan jiwa tersesat memuaskan
Keingintahuan
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.