Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"""Kopi Susu Sapi""
Bagai memperoleh kijang emas,
Kala kita bertemu di Sumbersari.
Dengan kopi dan secangkir susu sapi,
Semua dendam terhempas pergi.
Tapi.. langit runtuh, bumi telah terbang.
Dikau berkata, ""Kita tak sama lagi.""
Daku menolak, menggeleng keras.
Menatap meja seraya berkata, ""Maaf, maaf telah menjadi kura-kura dalam perahu.""
Dikau tahu? daku lupa ketinggalan, terlelap kemalingan.
Lantas sedetik setelah dikau tinggal..
Daku makan upas berulam racun.
Tak ada rasa, mati pun tak apa.
Musim beralih, jaman belukar,
Setelah dikau.. pergi tanpa alasan.
Tak apa.. daku tetap teguh,
Masuk sarang harimau setiap saat.
Malang, 08 September 2021."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.