Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Hulu Aral
Karya: Fitrothul Mukaromah
Terangkat jarinya mengeja aksara pada angkasa
Ia gambarkan ujung-ujung yang baginya selalu minta dipuja
Berangkat, ia berkendara harap menatap asa
Bertemankan dengung doa ibunda tercinta
Kerap ia jumpa, jurang-jurang menganga
Meneriakkan godam pematah cita
Takut? Pastinya
Sungguh, ia seperti kosongnya kertas
Namun, lentera itu tetap tuntun dia
Terkadang, bergetar raganya mendengar
Gemuruh petir selayak cacian
Cacian menggelegar di sisi telinganya
Dekat, selayak satunya air dan bumi selepas hujan
Sungguh, aral itu begitu dekat bak ajal
Berteriak, tertawa hina padanya, menjegal
Lalu terkadang ia jatuh, terjungkal
Disembunyikannya selalu luka itu
Bila nampak, tentu si Aral ‘kan terpingkal
Lalu, semakin patah, lah melati lugu itu
Tiap halang yang terbentang,
tiap aral yang melintang
Tidaklah tiada berpunca pada satu cipta
Ialah ‘dia’ yang memberi nama
Trenggalek, 10 September 2021
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.