Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Euforia di Minggu Berikutnya
Saat surya mulai meluruh
Sembari menjeput kisah baru nan teguh
mengukir kuasa semesta penuh sungguh
Menggapai rekah cahaya yang sempat jatuh
Serta menuai kasih yang akan berlabuh
Kala mengingat sosoknya yang hangat dan teduh
Bersua dengan sejuk tanpa keluh
Setelah hari itu,
Binar matanya selalu terlintas dalam pikirku
Membuat selembaran mimpi di luar tidurku
Meninggalkan bisik lembut nan syahdu
Di dalam tanah lembab, membangun dunia yang baru
Dunia bagi perasaan yang menggerutu
Penggelar nyanyian hidup ke seberang waktu
Lalu yang tinggal, meringkuk dalam semestaku
Berikutnya, waktu meninggalkan jagat semesta
Dengan bayang cantik yang merambat sukarela
Sembari melihat krisan dan lavender menyapa
Yang bahkan sebelumnya enggan bercerita
Kini merekahkan senyumnya di luar pintu kaca
Yang tertuang dalam catatan sepanjang usia
Rupanya dedaunan telah jatuh tanpa diatapi matahari
Menemani di sepanjang Lorong muka bumi
Demi mengantarkan perasaan yang tak bertepi
Setelah pemberangkatanku kepadamu yang belum kembali
Dan pertemuan kita yang belum pernah diakhiri
Membuat bunga dan rumput tersenyum iri
Mengekalkan cinta dalam bayangan yang sepi
Berikutnya,
Akan kutatap matanya
Kubingkai senyumnya
Dan kupungut harum wanginya
Dalam remang-remang dunia
Yang terlipat dengan baik, terlepas dari nestapa
Tak peduli seberapa panjang usia
Seberapa besar dinding gelap yang tak terbuka
Seberapa jauh jarak diantara doa-doa kita
Aku akan memeluk euforiamu menembus cakrawala
Menyingkap nyanyian gaduhmu dengan rasa
Menutup detik waktu pada liang derita
Dan mencintaimu dari minggu lalu, hari ini dan berikutnya
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.