Selamat menikmati puisi di bawah ini:
DUKA DI PELUPUK MATA
Burung datang membawa pesan usang.
Selembar kertas yang dapat meruntuhkan jati diri.
Aku seperti dihantam ribuan dinding.
Tertusuk jarum, tertimpa besi.
Kamu tahu apa isi pesan itu?
Sepucuk pesan untuk aku memilih antara, mama atau papa.
Dengan lantangnya seperti tidak terjadi sesuatu.
Aku menahan segala rasa yang berada di pelupuk mata.
Tuhan, apa engkau bisa menjadi penyembuh?
sekarang hanya mata yang mampu menyiratkan rasa sakitnya.
Jari jari yang terkepal kuat, serta kuku yang ikut memutih.
Bahkan, ribuan belati yang tertancap pun tidak akan begitu menyakitkan rasanya.
Bagaimana aku bisa memilih, jika seharusnya aku bisa mendapatkan keduanya?
Apa mereka tidak memikirkan aku, akan seperti apa suatu hari nanti?
Kalau memang harus memilih, mau tau apa jawabanku untuk keduanya?
Aku memilih mati."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.