Dua titik debu.

 


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 Dua titik debu.



Malam yang pendek 

Dua debu berbicara

Tiga tangkai lampu jalanan bergembira


Sebotol imajinasi menyimpan puisi

Sedalam tanah para petani mengais mimpi, sepilu ibu menanggung rindu


Dua debu berbicara 

Kearah mana iya akan berteduh malam nanti, saut-sautan dengan dedaunan yang telah lama abadi


Pergi saja ketempat dimana tuhan menyimpan engkau dalam surat yang tersirat, disana engkau akan tau atau malah tambah buntu


Dua jalan akan datang, skala perbudakan sudah dipersiapkan tuhan sebagai pilah-pilih roh-roh yang tertindih dalam gelapnya sendiri


Tuhan mengajak diskusi

Selebihnya makilah diri sendiri

Yang tuli, yang emosi dan yang tak tau diri


Keramaian menghentikan tuhan enggan berbicara hingga membiarkan apa saja yang membuatnya terluka


Arsis musim kemarau harus dibuatnya panjang agar dahaga kembali dipercayai tuhan,oh betapa sekaratnya, tanah mulai membengkak, matahari mendidih 


Tak ada lagi bianglala yang meninabobokan kesadaran, lampu kota yang bungkam dan bunga mawar yang memuakkan


Dua debu bertelanjang diri

Menghampiri luasnya ilusi

Setajam lukanya duri

Se alif mimpi yang tak bertepi."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.