Cinta menyulam Alam

 





Cover buku


Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterupdate x Infolombapuisi Deadline 14 Oktober. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Selembut Salju"


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Cinta menyulam Alam


Senyum manismu menyapaku malam ini

Memancarkan cahaya terang penyejuk jiwa

Sejenak diriku termangu di depan jendela

Memandangmu yang penuh dengan karisma


Bulan bersamaku

Cahaya indah terang nan penuh pesona

Sinarmu yang terpancar mengusir sunyinya malam ini

Memberikan keterangan di dalam jiwa dan malamku

Memberikan semangat yang berkobar agar aku terus berjuang

Merangkai mimpi yang harus kuperjuangkan


Bulan bersamaku


Elok indah rupawan yang tampak menyelimutimu

Meskipun jarak kita jauh

Namun hanya dirimu yang mengertiku hingga kini


Terima kasih bulan


Kau masih setia bersamaku dan menemani setiap kegalauan malamku


masih kuingat jelas saat itu

meskipun terlihat samar, namun aku masih mengingatnya dengan jelas


alamu yang indah

alamku yang subur

alamku dengan segala kekayaan yang dimilikinya

namun,


kemana kini perginya dirimu

mengapa indahmu mulai pergi

mengapa suburmu mulai luntur

dan mengapa kekayaanmu mulai habis?

Aku harus mempertanyakan ini kepada siapa?


Alamku yang indah

Kini kau menangis terpuruk

Melihat dirimu yang kini mulai rusak

Rusak karena ulah perbuatan manusia yang tak bertanggung jawab


Kesedihanmu semakin bertambah

Tangismu semakin menjadi jadi

Kala kau melihat….

Banjir di mana-mana

Tanah longsor dimana-mana

Satwa mulai turun ke pemukiman

Galian lubang batu bara- dimana-mana

Alamku kemana kini kau pergi

Virus merajalela mengenangi

Apa kau murka saat ini?


Apa kau kecewa karena sudah tak seperti dulu lagi

Alamku, ingatkan manusia untuk menjagamu

Tanpa hadirnya dirimu

Kemana manusia harus melangkah pergi

Mari kita jaga alam ini agar tetap abadi

Di tepi pantai kutatap indahnya garis cakrawala itu

Alunan pohon kelapa yang melambai-lambai

Hembusan angin yang berbisik mesra

Membuatku ingin singgah lebih lama lagi

Biru warnamu menyejukkan mata

Panas terikmu membuat rinduku semakin meraja

Bisikan anginmu membuatku terlena

terlena dengan keindahan kuasa Tuhan yang maha Kuasa

Tak henti-henti aku bersyukur menatap keSaktianmu

Alunan rindu yang terus menggebu

Terhanyut sepi hembusan angin sepoi ini

Membuatku semangat untuk melanjutkan hidup."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.