Anak-Anak Bahadur Bentala Bahari

 


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 Anak-Anak Bahadur Bentala Bahari

Karya Budianto Sutrisno


/1/

Senda dan tawa anak-anak itu bukan menyeruak di halaman berumput hijau, melainkan di atas gelombang laut. Kaki-kaki perkasa berlarian di atas titian sepasang bilah bambu, menjejak pantas pangus tanpa gamang. Anak-anak Bajo digariskan jadi pengembara samudra. Bentala bahari adalah janabijana yang menempa mereka jadi insan gagah berani.

       Sejak usia 2 tahun, bocah Bajo sudah berkarib dengan asin segara. Debur samudra 

       menyatu dengan denyut nadinya; deru bayu mengukuhkan tulangnya. Dalam sekali 

       tarikan napas, mampu menyelam sampai sedalam 70 meter hanya bermodalkan 

       pelindung mata dari kayu sederhana. Sungguh luar biasa!


/2/

Rumah-rumah panggung sapoaka berdiri di atas tiang setinggi 2-3 meter di atas karang. Tegak di atas perairan biru, mulai dari selatan Filipina ke pesisir timur nusantara. Sementara, nelayan mengayuh perahu naaeng menyusuri lautan, menombak ikan, dan mencari mutiara.

       Sapuan angin telusukkan aroma harum ikan dan cumi bakar dari rumah panggung 

       beratap rumbia. Penghuninya penuh kehangatan mengajakku santap bersama. Sedap 

       nikmatnya sulit diungkapkan dengan kata-kata.


/3/

Kusisir pesisir pulau-pulau sekitar Teluk Tomini. Kuamati lestari rumpun ilalang laut, surga bagi ikan, kepiting, dan udang untuk berkembang biak. Anganku melayang-layang: andai saja kehidupan kota besar sedamai dan setenteram kehidupan di bawah laut sini.

       Di seberang pulau sana, kulihat anak-anak Bajo menunjukkan kebolehannya beratraksi. 

       Melompat, melayang, jumpalitan, dan terjun di kedalaman laut tanpa alat bantu apa pun. 

       Klik-klik-klik, segera kubidikkan kameraku. Hasil jepretan disaksikan bersama sambil 

       meledakkan bahak tawa. Bahagianya!


/4/

Di bawah kelap-kelip gemintang, kurenungkan sua jumpaku dengan suku Bajo. Terpahat kesan mendalam di telatah ingatan. Semringah senyum dan keberanian bocah-bocah polos menyelam, membuatku bangga jadi bagian anak bangsa berbineka.

       Bajo, anak-anak bahadur bentala bahari. Aku sungguh menikmati persahabatan 

       denganmu semua. Aku janji, tahun depan bakal jumpa kalian lagi.


Jakarta, 10 September 2021

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.