
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Tempurung kebebasan Menuju Jati Diri
Basa terselit kering
Hitam putih warna kehidupan
Jari jemari manari
Melukiskan alunan pikiran
Semerbak butiran krikil
Tak kala aku menatap
Keindahan ibu pertiwi
Memandang cahaya Ilahi
Cerminan sandaran kehidupan
Aku terjatuh, dibawah rintihan
Yang membungkam hasrat
Mengembangkan jati diri
Aku terabaikan dari keramain
Lontaran kata yang menyakitkan hati
Terasa tembok telinga menolak untak di sambut
Meraknya sentuhan tangan yang menjulang
Sandaran terasa kosong
Kala hempasan bahu
Menyetuh jiwa, terasa tersayat
Karena hati diam membisu
Aku hempaskan tempurung itu
Tangan bergetar
Kaki terasa kaku
Mata memandang
Jati diri telah muncul
Bukankah tamparan bahu itu
Bisa terkikis?
Usaha bukan lah hal yang muda
Berdiri tegak melebihi dari segalanya
Bukankah terasa indah tumpuan kaki bisa berdiri sendiri
Kokoh beralaskan hitam nya daratan?
Bebas, hempaskan segala beban
Merdeka berarti Mampu berdiri sendiri
Buang ego, singkirkan tempurung opini
Yang malah membuat mu jatuh dan tak bisa bangkit
Hidup keras, bila tetap di garis penindasan
bak indah bila berdiri sendiri
Kokoh menatap masa yang indah
Abiakan cacian
Lontarkan senyuman
Kamu merdeka
Bila kharisma diri mu
Berkibar pada jati diri mu.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.