
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"-SANG PENERANG (RASULALLAH)-
Ketika jeritan ke kafiran mencekik peradaban.
Ketika keangkaran murkaan tertata dengan hiasan minuman dan perzinahaan.
Ketika semua insan mulai termenung di dalam kekafiran.
Terbitlah insan untuk insan menuju kebenaran.
Yaa Rasulallah........
Kau tak pernah peduli dengan jutaan rintangan yang selalu menikam.
Sehingga rintangan yang mereka tujukan, menjadi sirna seperti di telan Alam.
Sehingga, kesederhanaan yang kau terapkan menjadi penampar seluruh Alam.
Denganny, para sehabat di belakangmu mulai terbiasa dengan arus hidupmu.
Yaa Rasulallah...... Yaa Habibaallah......
Tak pernah ada kata-kata ""tidak"" dalam menegakkan agama tuhanmu.
Tak pernah ada kata-kata ""lelah"" dalam menyebarkan agama tuhanmu.
Hingga kami malu, malu dengan begitu mulianya Adabmu dan tekadmu.
Malu dengan ketidak sungguh-sungguhan kami dalam menegakkan sunnah-sunnahmu.
Ya Rasulallah..... Yaa Habibaallah.....
Kami sebagai ummatmu, selalu mengeluh dan mengentengkan Sunnah-sunnahmu.
Sehingga Perpecahan yang semakin menyebar di sebabkan dengan mengambaikan ajaran darimu
Padahal kami tau,! kau mendidik para sahabatmu dengan ajaran dan petunjuk tuhanmu
Yang kelak akan menuntun para pengikutnya dalam indahnya naungan Robbmu
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.