Puisi Singgasana terbatas


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 "Singgasana terbatas


Lirih terdengar auman luka pengais aksara nan terbata 

Mengeja singgasana ilmu yang seharusnya beranah malah bernanah

Santun digemborkan menjadi ketua, kini tak dilihat apalagi dipilah

Ku kembalikan anak didikku kepada walinya yang sibuk mengais nafkah

Hai! Kumudahkan kau lewat kabelku, tapi nyatanya?

Dilihat mudah, dirasa susah, akhirnya makin terseok tak berdaya

Asa menggugu dan meniru terhalang layar kaca menjadi angkara

Terkumpul selembar buku, teraih sebiji ilmu, namun kabur akhlakku

Nampak lagi semai tong kosong sok pakar yang mendewa

Enggan nampak, enggan berbisik, apalagi sekedar pasang telinga

Semesta berpihak seraya terjeda jejaring sinyal dan media, katanya

Jika begini, kemana janji harapan pemimpin edukasi akan dibawa?

        Titimangsa kemafhuman jarak jauh semakin mengusang dan mengasing

           Terjerembap makin tak terlihat dalam borok kemalasan yang meradang

           Anak bangsa butuh model nyata bukan hanya seloroh ceramah

           Lekas pulih pendidikanku agar pilumu tak semakin membiru


Lamongan, 19 April 2021"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.