Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Gemintang pelupuk kota
Di kampung miskin…
Ada yang terlunta demi mendapat harsa
Ada seorang yang patah renta
namun tak menyerah, agar pelitanya tetap menyala
Daksa rimpuh membopong ribuan beban di punggung, hingga paku payung di kaki dianggap sandal berbulu
pada riuh malam si miskin menangis sesenggukan
bicaranya pada atap,
'kan ku taruh gemintang di ufuk atas atapku'
yang lain sibuk tertawa hingga basah samudra
si miskin membisu dengan ribuan doa
jalan malioboro menjadi saksi bisu tentang dua orang yang berjuang dengan tabah tanpa petahu
hingga pintu langit membelah seribu
Tuhan menggendong hambanya yang tawakal, diberikannya yang teduh
'Ku payungi engkau wahai hamba-Ku'
Tangerang, 25 Agustus 2021
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.