Puisi Gelita


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



"—Gelita


Malam selalu menjadi saksi bisu atas keraguan dan kehampaan gadis tak bertuan itu, tanpa disadari matanya tiba-tiba berkaca lalu siap menurunkan butir-butir air. Entah sudah berapa malam dia habiskan dengan kekosongan.


Hatinya lembut bagai sutra, tak heran jika sikapnya selalu disalahartikan oleh setiap Adam. Dan karena kelembutannya pula dia selalu rela disakiti, ""asalkan orang yang aku sayang bahagia"", katanya. 


Dia tidak pernah marah, bahkan saat ribuan jarum menusuk relung hatinya. Dia tidak pernah marah, bahkan saat bom menghantam jiwanya. Dia selalu bisa memaafkan, dan berakhir dengan menerima bahwa memang begini jalan yang harus dilaluinya. Bahwa memang dia pantas disakiti, pantas, bahkan ribuan kali pun.


Malam selalu menjadi teman teraman dan terdamai bagi jiwanya yang rapuh. Masalah menimpanya dengan hebat tapi dia hanya mampu diam. Lagi, dan lagi dia hanya bisa menerima dengan senyum yang dipaksakan.


Malam, tetaplah menjadi teman terbaiknya, agar dia tetap aman bersamamu."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.