PUISI Bagaimana kalo aku tidak baik baik saja


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 "Bagaimana kalo aku tidak baik baik saja


Yang awalnya saling menggenggam , perlahan saling melepaskan.Yang di bawah rintik hujan pernah saling menghangatkan, perlahan peluknya  merenggang. Dua manusia  dari keterikan hati itu kini mulai berjalan dengan arah masing-masingnya.


Semesta bercandanya selalu keterlaluan, memisahkan manusia yang sedang erat eratnya berpegangan, mengganti terang membuat gelap ,menjadikan manusia yang tengah kencang kencangnya berlari kehilangan jalan.


Seseorang hasil dari ke egoisan semesta tadi perlahan mundur tertinggal. Mimpi yang di susun sedemikian rupa pun berjalan hilang semaunya. 


Kini saya hanya di ibaratkan tuan dengan drama film-nya. 

Walau semakin dekat dilihat, walau semakin sering di perhatikan 

semuanya akan tetap berjalan semaunya, karna kita tidak punya hak mengganti skenario atas cerita yang ditulis penulis nya. 


Saya tidak meminta lebih atas kisah kita, hanya saja tolong jika kamu berani mengajak saya keluar, antarkan kembali saya pada rumah semula. Saya paling tidak suka ketika sudah setengah jalan keluar tiba-tiba lepas genggaman, tiba-tiba bepergian, dan ketika pulang pun tanganmu sudah mengajak manusia lain untuk berjalan bersama. 


Saya kira kamu cinta, ternyata kamu hanya perawat , yang banyak merangkul orang-orang seperti saya ini. Orang-orang yang sedang berusaha untuk kembali sehat. 


Tentang manusia perawat yang memberi obat, sehingga saya tidak perlu sekat untuk bisa sehat.Dan  Tentang manusia baik yang  sudah berani  memberi tumpangan serta sudah berani menurunkan anak orang  di sepersetengah jalan. Tidak lebih baik dari sebuah angkutan kota. Yang pergi hanya untuk memberi tampungan dan pulang ketika sudah meninggalkan tumpangannya di pinggir jalan. 


Di tepian jalan, sendirian dan dibersamai hujan ,air mata perlahan runtuh, kala itu, derasnya rintik air yang turun entah memang benar-benar datang dari hujan, atau hasil dari patahnya hati saya.Yang jelas dari hujan itu membawa genangan begitu dalam. 


Patah hati kali ini begitu hebat, tidak ada sekat, karna katamu dulu tidak perlu sekat, kamu hanya butuh aku sebagai obat,dan sebelum kepergianmu pun obat yang diberi sudah lebur, hilang dibawa genangan yang sedari tadi mengalir berubah menjadi banjir. 


Sebelumnya sebagian sekat yang saya buat sendirian hampir membuat luka di juli yang masih hangat akan segera sehat, tapi sekarang semuanya semu dan saya sadar yang abadi kepergian dan luka akan sembuh dengan berjalannya waktu, hanya saja aku khawatir  , bagaimana kalo nanti aku tidak bisa baik baik saja ketika aku menjadi permohonan untuk manusia lain. Karna aku yang pernah dibuatmu berantakan. 


Pada akhir nya , pesanku hanya satu, sedekat apapun jaraknya, seakrab apapun ceritanya, kalo kamu belum sembuh jangan pernah coba untuk menerima orang baru. 


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.