Mata Merah Membisikan Malam

Puisi ini adalah puisi salah satu peserta lomba puisi tingkat nasional yang lolos kurasi dan naskah ini akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul :




SEMUA PESERTA NASKAHNYA DIBUKUKAN

πŸ‘‡PEMESANAN KLIK LINKπŸ‘‡

πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

https://wa.me/message/VWQPOQPG6YYWA1


 "AKU..


 "Mata Merah Membisikan Malam


Malam kembali datang menghantarkan kata penuh dalam pikiran, mencoba mencari makna yang tak kunjung menghampiri diri. 

Rembulan selalu bilang, ""Tenang, malam masih sangat panjang untuk berpikir apapun, "" tapi lagi-lagi hanya mata memerah yang diiringi oleh tetesan kesedihan yang menjelaskan diri ini. 


Tiap malam datang rasanya seperti sesak dalam dada, seolah kesedihan terkurung dalam kamar ini yang hanya Aku, Tuhan, dan seisi kamar yang tau bagaimana aku mengeluh. 


Bu... Pak... 

Aku merasa gagal atas apa yang telah aku lalui selama ini.

Bu... Pak...

Maaf, buah hatimu belum matang seperti buah yang lainnya. 


Maaf, masih menyembunyikan rasa kacauku setiap malam dari kalian, dan maaf atas bisikan lirihku yang terus bergema untuk mengadu pada Tuhan atas topeng yang aku gunakan selama ini. 


Tuhan memang selalu menunjukkan misteri terbaiknya untuk hidupku, tapi jalan Tuhan yang akan selalu aku tunggu. "


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.