Pelabuhan Terakhir

 

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba cipta puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos kurasi dan akan diterbitkan dalam buku yang berjudul,"Find It" 



Pelabuhan Terakhir


Ku adalah nahkoda kesepian 

Berlayar tanpa arah dan tujuan

Menerawang cakrawala penuh kebingungan

Berlabuh dari satu tepian ke tepian lainnya

Mencari pantai nirmala ‘tuk bertaut 

Namun tak kunjung di tempat


Mengambang di atas hamparan samudra gelap

Badai selalu menerjang 

Tanpa kenal masa

Bahkan sebelum jiwa tersadar

Sering kali ku merasa gagal 

Ingin ku menyerah

Apa ku bolongi saja kapal?


Mereka-reka peta kehidupan 

Bernavigasikan bintang-bintang

Membuntuti siang demi siang


Untungnya ku tak datang tanpa perbekalan 

Dihadiahi harta mukjizat

Hadir beratus tahun lalu oleh Sang Pemurah

Cahaya nya yang tak pernah sekalipun padam

Rembulan pun malu menampakan dirinya

Ketika ku buka dan ku telusuri tiap-tiap fathah, kasrah, dan dhummah

Ia bersinar bagai mercusuar

Menunjuki jalan ke pelabuhan terakhir

Mengungkap tabir kesesatan

Dan ku dihantarkan pada pantai berpasir putih


Jangkarku tertambat, layar terikat

Ketika telah dititik terakhir

Setelah berkawan dengan badai

Kaki melepas ke bibir pantai 


Telah raib nahkoda

Digantikan pengembara yang siap pulang

Daratan yang telah lama ku sangka

Semua terbayar

Rasa rindu yang lama kusimpan dalam lumbung kapal

Aroma laut nan amis dan terik mentari menguap 

Digantikan aliran sungai susu dan bau kasturi 

Akhirnya sampai jiwa pada Pelabuhan terakhir

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.