— Cahaya Mentari —

 

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba cipta puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos kurasi dan akan diterbitkan dalam buku yang berjudul,"Find It" 



— Cahaya Mentari —


Melirik suasana pagi di pojok jendela

Terbelalak mata melihat arloji yang tersimpan di atas meja

Tibalah waktu mengharuskan datang ke sekolah

Hari-hari menapaki jalan tak jauh dari tempat tinggal


Burung berkicauan

Udara pagi yang menyejukkan perasaan

Perlahan membawaku ke tujuan

Tibalah aku pada kewajiban

Bersekolah, bertemu dengan guru juga kawan


Konon katanya, masa putih abu-abu tak bisa terlupakan

Kupikir ya, namun kelulusan yang datang menunjukkan gerbong kehidupan selanjutnya

Di sinilah titik kedewasaan dimulai


Seringkali tertampar oleh kenyataan

Baik yang pahit maupun yang menyenangkan

Namun lagi-lagi Cahaya Mentari kembali mengingatkan kepadaku 

Cahaya Mentari yang sudah Tuhan atur untuk terbit di pagi dan tenggelam di sore hari

Selalu seperti itu setiap hari


Mungkin memang sama dengan makhluk hidup yang lainnya

Ia sudah di atur Tuhan kapan waktu untuk terbit dan untuk tenggelamnya

Kuharap tidak ada kata menyerah selagi masih diberi kesempatan, ya?

Wahai diri.

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.