The Lone Wolf part i - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


The Lone Wolf part i 

Sir Icep Maul


Dimulai saat aku memasuki ranah sekolah menengah pertama atau Madrasah Tsanawiyah , pilihan ku bulat untuk menghindar dari orang tua karena memang hampir setiap hari kelakuan ku ga pernah di anggap benar oleh mereka, kebetulan ada seorang DKM masjid yang dekat dengan ku , dia menawarkan bagaimana kalau aku bersekolah di Mts yang dia pakai, yaitu Mts Baitussalam , pertanyaan yang ku lontar kan selanjut nya adalah apakah ada orang yang memarahi kamu ketika tinggah kamu yang aga nakal ini keluar ? dan jawab dia “Amann yang kaya gituan mah ga bakal ada , percaya sama aku di sana pasti akan seru banget, melebihi senang nya kamu kalo main di sini, di sana kamu bisa tau budaya budaya dari berbagai daerah.” aku pun bingung dengan ucapan nya tau budaya dari berbagai daerah , lalu aku tanya “Emang maksud nya berbagai budaya apaitu mas?” di jelaskan lah oleh dia, “ Nih nak, yang perlu kamu ketahui adalah sebuah pondok pesantren itu anak anak yang ada di dalam nya bukan hanya dari satu wilayah yang kamu tempati , tapi dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, beruntunglah jikalau kamu punya teman dari berbagai daerah apalagi dari luar pulau , pengetahuan mu akan bertambah , dan yang pasti teman mu ga hanya akan ada di suatu tempat saja, tapi dari berbagi pulau, hebat kan.” dan aku pun paham apa yang di maksud kan oleh ka Sulhan itu .

Oiya nama ku Icep Maulana Wahyu Purnama akan ada masa dimana orang orang memanggil ku Maul, ada masa nya juga orang orang memanggil ku Icep , dan orang dekat yang menjadikan aku untuk mondok dia adalah Mas Sulhan dia lah teman baik aku ketika di rumah. Ya di rumah aku hanya menjadi bahan olokan teman teman ku hanya karena aku gemuk dan ga bisa tahan atau control emosi , pernah suatu saat aku pernah dibuat mereka marah dan aku keluar dari rumah dengan membawa pisau dapur yang panjang, sambil menangis aku lempar pisau itu ke arah mereka sambil teriak “diam kalian semua yang ga tau apa apa !!!” dan di antara mereka yang mengejekku ada yang iba akan diriku karena di ejek terus , mereka akan ku ceritakan . 

Awal aku masuk pesantren itu adalah turun dari mobil Toyota Kijang Super yang badan nya tidak mulus, dan orang tua ku mengucap kata perpisahan “ hati hati disana nak , ingat kamu harus tegar dan jangan cengeng ya , jadilah pribadi yang penolong dan baik hati dan suka menolong sesama , senyummu adalah kunci nya nak , buat mereka tertawa dan kau akan mendapat kan hati mereka .” akupun menjawab “ baik pak “ di saat itu aku masih mengimpikan tidak ada yang memarahi lagi , oleh sebab itu tidak ada air mata yang jatuh ketika mereka pergi merelakan ku di titipkan di PONPES ini .

Pondok Pesantren ini sangat taat kepada aturan bahkan ketika ada santri nya yang hanya keluar pondok untuk membwa bekal dari rumah nya yang dekat dari pondok , anak itu pun harus menerima konsekwensi atau aturan dari melarikan diri dari pondok tanpa izin , yaitu penggundulan dan push up selama 30 kali. Dan aku pun mulai mengikuti semua aturan yang ada di sana , satu minggu berlalu aku menemukan teman dekat yaitu Mas Azzam , dia berasal dari Aceh dia lah yang menjadi kawan pertama ku dan menjadi teman dekat ku saat itu , seminggu berlalu entah kenapa tiba tiba derai air mata ini karena merindukan seseorang yaitu mereka orang tua ku dan aku hanya bisa menangisi kisah awal ku sampai di PONPES ini karena tidak menggunakan waktu terakhir ku dengan benar , aku hanya senyum dan ucapkan salam kepada mereka aku tidak sempat untuk memeluk lebih kepada mereka orang tua ku . selama satu minggu itu aku terus terusan menangis dan Mas Azzam lah yang ada di samping ku untuk meredupkan rinduku kepada orang tua, “ Cep , aku pun sama seperti kau, kangen orang tua itu hal yang lumrah tapi kalau engga kangen itu aneh , kerana semua kawan aku seperti itu , hampir semua nya menangis di minggu awal mereka masuk ,dan selanjut nya kita berkenalan , dan bahagia bersama kawan kawan, keluarkanlah unek unek mu buang semua saat ini biarlah kau menangis sampai tenang” aku pun tak henti henti nya menangis sampai minggu ke 3 aku di pondok .

Di Ponpes itulah aku belajar jadi disiplin, dan menaati aturan adalah jalan hidup ku , disana lah aku belajar push up dengan benar , sit up dengan bagus ankat beban, rangen dengan jumlah yang hanya 2 atau 5 kali karena berat badan ku yang sangat berat , disana juga aku mulai mendapatkan keindahan dari tubuh ku yaitu banyak nya otot cantik di tubuh ku terlebih lagi otot kaki ku yang sangat bengkak , bahkan sampai ku kira itu adalah sebuah penyakit , dan ternyata bukan penyakit melain kan otot tubuh ku . berbicara pun tidak bisa sembarangan , disana aku berbicara dengan bahasa arab yang telah di pelajari setiap tidak menggunakan nya maka hukuman nya di cambuk sebanyak kosa kakta yang kita ucapkan dengan bahasa lain selain bahasa arab.

Banyak yang mengaggap pesantren itu adalah sebuah penjara suci yang mana semua anak akan malakukan apa yang di perintahkan oleh atasan hanya untuk kebaikan si anak itu , tetapi aku tetap mengaggap nya sebagai hadiah dari ALLAH untuk belajar tentang nya lebih dalam dan agar bisa lebih dekat dengan nabinya, di pondok aku termasuk anak yang disiplin dibandingkan yang lain karena yang lain sangat susah untuk di atur dan sedangkan aku mudah untuk di atur.

Tetapi masih ada hal yang belum bisa aku mengerti dalam tubuh ini , yaitu diriku selalu tidak bisa menahan apabila ada sesuatu atau seseorang yang tinggakah nya sangat menyebalkan bahkan ketika ada yang memukulku aku seakan merasakan kekuatan tahan banting yang mana pukulan yang di layangkan kepada ku itu tidak sakit , aku seperti hanya merasakan sentuhan biasa. Terus seperti itu sampai aku beranjak ke kelas VIII . ada sebuah virus yang sering disebut oleh santri disana adalah virus pesantren , jadi ketika mesantren tapi belum terkena virus ini, itu artinya  pesantren belum menganggap kamu sebagai santri dari pesantren itu , menyebalkan nya adalah aku terkena virus itu ketika akan bertemu liburan musim panas , libur itu hanya ada 2 minggu dan penyembuhan virus ini adalah sama seperti hari libur musim panas. 

Jum’at ketika akan menjalan kan ibadah jum’atan aku telah bersiap untuk menuju ke masjid pakaian ku adalah jubah gamis serba putih , tiba tiba teman ku sedang lari larian dengan orang gila yang mengejarnya , dan dia berlari ke arah ku , orang gila nya itu membawa kayu untuk di pukul dan aku pun takut dan aku ikut berlari , sayang nya aku lupa untuk mengangkat jubah gamis ku dan akhirnya aku jatuh dan kepalaku menabrak selokan dan aku pun masuk kedalam selokan itu , teman teman ku membantu utuk mengeluarkan aku dari selekon itu , dari betapa terkejutnya mereka dari kepla ku ada pancuran darah , aku langsung di larikan ke puskesmas dan kepalaku mendapat jahitan , dan aku pun mengalami sedikit lupa akan masa lalu ku, tapi tidak ada sakit apapun yang ku rasa , hanya kehilangan keseimbangan saja bahkan ketika di jahitpun aku masih dalam keadaan sadar. orang tua ku mengetahui bahwa badanku sedang tidak baik baik saja , dengan beberapa pertimbangan akhirnya aku di cabut dari Pondok Pesantren Baitussalam itu , karena terlalu jauh untuk menjenguk . 

Aku di pindahkan ke Pondok Pesantren Darussalam Ciamis semua aturan yang ada di sana sangat berbanding terbalik dengan yang ada di pondok sebelumnya bahkan semua bahasa pun di perbolehkan di pondok ini , dengan badan kekar yang aku punya dan kelebihan untuk tidak merasakan apapun ketika di pukul aku merasa tidak akan ada masalah yang terlalu berat yang akan aku hadapi di ponpes ini , tapi ternyata yang aku harapkan itu tidak begitu menguntungkan bagiku karena di pondok ini ada beberapa kelompok yang mana mereka semua terorganisir dengan baik , maka aku harus bisa menjaga sikap ku agar tidak ada nya kelompok yang membenci atau pun merasa kesal kepada ku .

Test awal aku masuk ke ponpes Darussalam pun telah menerima ku ke kelas spesial yang mereka sebut Kelas Bilingual, karena keterampilan ku menggunakan bahasa arab dan ilmu lain nya itu yang membuat aku di terima ke kelas bilingual ,pertama masuk sekolah pelajaran pertama yang memulai kehidupan ku di sana adalah pelajaran Penjaskes , di pelajaran itu dari mulai sampai selesai mata ku terus tertunduk kebawah karena memang aku tidak pernah melihat kaum hawa sebelumnya , dan memang perintah dari ponpes sebelum nya adalah kalau ketemu kaum hawa tundukan pandangan mu karena jika tidak kamu akan kehilangan ingatan mu , sebenarnya aku berfikir “ Kenapa harus tundukan kepala kalau memang ingatan ku sudah hilang akibat orang gila itu , emang sih ga semua pikiran ku hilang tapi hampir setengah nya hilang , bahkan aku ga inget masa masa SD di bogor, hem kaya nya nengok dikit ga kenapa kali ya?” dan akhirnya aku mulai menyesuaikan dengan pandangan baru yang indah itu . 

Mulai lah aku berkenalan dengan anak anak yang ada di kelas Bilingual itu , tapi entah mengapa ketika mereka masuk ke kamar dan badan ku langsung panas ga karuan dan rasa nya ingin meluapkan semua amarah ku dan ternyata teman ku ada juga yang sama seperti ku, dia bertingkah seperti raksasa dan memang badan nya sangat tinggi dan pantas kalau dia bertingkah seperti raksasa , dan aku pun mulai berubah , wajah ku memerah dan alis pada mata ku menyatu dan posisi ku seperti kucing yang siap untuk bertarung , dan pertempuran pun terjadi terjadilah baku hantam antara aku dengan teman ku yang tinggi itu lemari lemari yang di kamar ku hancur , pintu lemari nya pun bolong , lampu kamar pun pecah , dan pertempuran itu terus terjadi sampai datang lah Pa Towil dia berusaha untuk menghentikan kami akan tetapi tenaga nya sangat berbeda jauh . Pa Towil bilang “kekuatan yang mengerikan aku sampai ga bisa untuk menandingi kekuatan seperti itu , yang paling menakutkan adalah kamu nak, bapak terkapar akibat serangan cakar maut mu itu , nih ada bekas nya.” ucap Pa Towil kepada ku . makin lama wajah ku mulai memucat seperti macan putih dan rambut ku pun mulai memutih meskipun tidak semua nya. Temanku yang seperti raksasa pun ukuran tubuh nya makin tinggi dan makin terlihat menyeramkan, untung nya kepla yayasan Darussalam pun datang dan menyuruh Pa Towil untuk melawan teman ku yang seperti raksasa, dan beliau meneangkan aku, entah kenapa tiba tiba aku mulai sedikit sadar ketika berhadapan dengan bapak ketua yayasan ini, dia bernama Fadlil Yani Ainusyamsyi orang orang memanggilnya Icep , ya nama panggilan nya sama dengan nama asli ku. Aku pun mulai mencoba agar diriku sadar, tetapi tetap saja susah sampai ketika aku akan mencakar Pa Icep, untung nya beliau cekatan dalam bertarung dia menghindari serangan ku , dan ketika aku lengah dia langsung mencekik ku dan membacakan ayat ke telingaku , dan aku pun teriak dan akhirnya aku masuk lagi ke tubuh ku. Dari kejadian itu aku di suruh untuk tidur di rumah Pa Icep untuk melakukan pertapaan , dan aku terus melakukan nya , dan pertapaan ini di sebut Saslarida , dari sana lah aku mulai bisa menghentikan serangan tiba tiba dari makhluk yang ada di tubuh ku ini. 

Makhluk itu adalah Maung Bodas yang mana dia adalah titisan dari cucunya Raden Kian Santang yang disuruh untuk menjaga dan memberi kan ku kekuatan. Ya dari situlah aku mempunyai kekuatan bisa tahan dari serangan apapun bahkan kayu rotan pun sampai patah karena dipukulkan kepada ku. Bahkan ketika aku merasa kan sesuatu yang tidak benar dia akan memberitahuku ku dengan cara memanaskan badanku dan membuat nya agar menjadi lebih keras agar tidak terkena serangan dari apa yang berbahaya itu , misal nya ketika aku jalan malam atau jelajah malam, badan ku sangat panas dan seperti meminta untuk di siram air, dan efek nya adalah ketawa yang berlebihan , aku akan tertawa meskipun tidak ada yang lucu , ketika kunti-kuntian keluar aku pun hanya tertawa terbahak bahak, bahkan dalam kondisi seperti itu kesadaran ku pun bisa saja hilang sampai tiba tiba bingung karena sudah berada di tempat selesai nya jelajah malam.

Di darussalam aku mulai mendapat kan kawan kawan baru yang aku dapatkan dari berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan cara sparing di lapangan , one by one , pertandingan itu di mulai karena salah satu dari kita ada yang tidak senang dengan tingkah dari orang itu, dan setelah berkelahi selesai maka kedua orang yang selesai sparing itu aku berteman karena masalah nya sudah di selesaikan lewat sparing, dengan Maung Bodas di pihak ku, aku akan sangat mudah untuk mengalahkan mereka yang aku anggap menyebalkan. Semakin lama di Darussalam, entah mengapa aku merasakan sesuatu yang tidak harus aku dapatkan di sebuah Pondok, aku hanya mendapat kan pelajaran kehidupan, bukan pelajaran sekolaha atau pun pelajaran pondok.

Ketika aku memasuki Madrasah Aliyah atau SMA aku tetap menjalani di Darussalam karena memang aku hanya mendapatkan pelajaran kehidupan saja tidak untuk pelajaran sekolah , dan ketika ada isu bahwa kamar kami anak anak Madrasah Aliyah akan di pindahkan ke kamar yang awal nya di tempati oleh kaum hawa, intinya kami akan bertukar kamar , kaum hawa akan berada di kamar laki laki dan kamar laki laki akan berada di kamar kaum hawa. Ketika ada kabar itu aku masih belum merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi , tetapi ketika aku sudah lulus kelas X MA seketika Maung Bodas pun mengeluarkan tanda tanda bahwa akan ada nya bahaya ketika kamu pindah kamar, akhirnya aku pun berbicara kepada orang tua ku untuk izin pindah dari darussalam , dan mereka setuju.

Kembali lagi ke rumah ku yaitu Purwokerto, ya aku berniat agar bisa sekalian membantu orang tua agar mereka tidak merasakan kesepian jadi aku pindah ke SMAit Al Irsyad di sana bangunan nya pun sangat berbeda dengan yang ku bayangkan, bangunan tingkat 4 dengan pondasi kokoh di dalam nya, kukira pakai lift , ternyata lift nya adalah kaki kita sendiri , itulah yang membuatku sangat malas untuk menuju mushola nya , karena mushola nya ada di tingkat paling tinggi yaitu tingkat 4 , tapi mau bagaimana lagi aku pun harus pindah ke SMAit ini, meskipun tingkah anak didik di situ sangat tidak sopan dan hampir semuanya orang belagu semua nya , itu lah yang menyebabkan aku jarang masuk kelas , ya aku sering kabur sekolah karena malas bertemu dengan mereka yang belagu.,

Empat tahun kami tidak bertemu, ketika bertemu kami langsung seperti manusia yang kehilangan kaki kanan nya , sangat senang bahkan mengucurkan air mata bahagia karena bertemu kembali. Kami adalah sahabat sejak kecil meskipun memang aku jarang bertemu dengan mereka , tetapi mereka tetap menunggu kedatangan ku , persahabatan kami sering kami sama kan dengan 5cm karena memang hampir sama seperti di film nya, pertama adalah Mas Yusuf dia adalah yang kami anggap sebagai kaka tertua karena dia sering menggunakan waktunya untuk kami ,yang kedua adalah Jati, nama nya seperti orang nya kokoh pada pendirian nya seperti pohon jati yang kokoh untuk berdiri, ketiga ada Dayat atau Burhan , ya dayat adalah panggilan kami untuk dia, karena dia sepesial , dia susah di ajak kemana mana, tetapi apabila di ajak oleh Mas Yusuf dia psti akan datang , keempat adalah Tata, ya dia adalah satu satu nya cewe di lingkaran kami , dia juga yang sangat tahu makanan apa saja yang kami suka , bahkan ketika kami ke WARMINDO kami tidak perlu memesan satu satu, tetapi dia lah yang akan pesan kan untuk kami.

Diantara kami semua mas yusuf lah yang sering menolong ku untuk bisa melakukan hal yang orang normal lain lakukan , bahkan beliau pun yang mendorong aku untuk memiliki seorang pacar meskipun hanya bertahan selama 3 hari, tapi itu mengasyikan. Dan berkat dia lah aku menjadi pribadi yang ga gampang malu dan pribadi yang mudah berbicara kepada orang lain, segala masalah apapun ketika aku curhatkan kepada nya pasti akan di berikan sebuah penyelesaian yang jitu. Bahkan rumah nya pun menjadi tempat kami untuk bermain dan berkumpul bersama. Canda tawa tangis kami bagi bersama, tak khawatir jika ada yang kesusahan pasti kami akan bekerja sama dalam menghadapi masalah yang di lalui entah oleh perseorangan atau masalah kita bersama, kita selalu membahu untuk segala hal bahkan makan pun ketika ada nya hanya mie satu porsi pun kita akan berbagi.

Aku adalah anak satu satu nya dan tak tau bagaimana rasa nya punya kaka atau adik, setelah mengenal Mas Yusuf aku merasakan kehadiran seorang kaka yang sangat membela aku, dan juga terkadang bercanda nya bisa membuat kami semua tertawa, disitulah aku tidak ingin kehilangan seorang yang aku dan kami anggap sangat penting dalam hidup kami.

Tapi takdir berkata lain hari kamis sore cuaca yang agak mendung pun menyertai, ada sebuah kabar yag membuat hati kami gundah gulana, yaitu Mas yusuf mengalami kecelakaan tunggal saat dia akan melakukan pendakian gunung, Motor mas yusuf yang sedang di kendarai oleh mas yusuf yang membonceng kawan nya tiba tiba di tabrak oleh mobil besar tronton, akibat nya mas yusuf di larikan ke RS terdekat , dari situlah kami mulai ragu akan keadaan beliau , karena teman yang di boncengnya sudah mendahului kita bertemu yang maha kuasa , sedang kan mas yusuf keadaan nya kritis , satu malam di ruang ICU karena benar benar tidak bisa bangun bahkan lidah nya pun terpotong. Jumat siang setelah ibadah wajib kami selesai , aku di kabari berita buruk oleh salah satu teman ku, kabar nya adalah beliau sudah mendahului ku bertemu yang maha kuasa. Aku datang ke pemakaman nya bersama Mas Aziz dialah satu satu nya orang yang bisa menggantikan dia meskipun tetap saja berbeda.

Setelah kehilangan beliau kami pun pecah , Jati sibuk dengan dirinya sendiri, Dayat mulai redup karena faktor dalam, entah keluarga atau apa kami tak pasti, Tata mulai menghilang ketika putus dengan kawan ku yaitu jati, dan aku pun mulai bimbang dengan kehidupan ini , disamping ditinggal orang tua naik haji aku pun tidak suka berada di sekolah dan akhirnya nya aku pun kabur dari rumah dan hanya aku dan Allah yang tau kemana aku pergi,,.,,,,,………..


 "


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.