PERJUANGAN IBU- Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "10 September 2002


 

PERJUANGAN IBU


-Sad Story-


“ Hai, balik lagi ke cerita Vanyaa. Hari ini Vanyaa punya cerita baru yang judulnya ‘Perjuangan Ibu’, di mana judul itu sendiri dipilih oleh Naila Syakira. Sebelumnya saya selaku penulis tidak bisa membuat kalian termotivasi oleh cerita saya. Akan tetapi, saya mohon hargailah saya yang sudah memikirkan alur dan menulis cerita ini. Dan maaf apabila ada kesalahan yang membuat kalian para pembaca sakit hati. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Baiklah, saksikanlah….   Kisah hari ini ‘Perjuangan Ibu’, Selamat membaca…”


Pemain : 

1. Maria Dealova, sebagai peran utama yaitu menjadi seorang ibu tunggal yang merawat 2 anaknya.

2. Fiona Dealova, sebagai kakak dari kedua anak maria.

3. Arya Dealova, sebagai adik dari viona.

4. Aldi Adinata, sebagai peran tambahan yaitu teman kerja dari maria.

5. Gatina Levvania, sebagai sahabat sekaligus pendukung Maria.


“ Hai semua. Ah maaf. Perkenalkan namaku Maria Dealova. Aku adalah seorang ibu tunggal. Aku ditinggal oleh suamiku karena miskin. Aku merawat 2 orang anak, mereka lah alasanku hidup. Aku sudah lama bekerja di suatu perkantoran kecil yang dimana gajinya sudah lebih dari cukup untuk hidup kami. 

Baiklah, mari langsung saja simak kisahku.” 


Vanya Xaveira Victorya mempersembahkan :






“ PERJUANGAN IBU ”


-12 tahun yang lalu-


- : Awas ! Lepaskan aku, dasar wanita murahan. Jika aku tahu harta itu bukan untukmu, seharusnya aku tak perlu menikahimu ! 

Maria : Mas ! Bagaimana dengan anak kita ? Mereka masih kecil mas.

- : Anak kita ? Urus saja sendiri anakmu, dasar miskin. 

Maria : Mas ! Tidak jangan tinggalkan aku mas. Mas ! 


Fiona : /mengepel. ( Apa yang harus ku masak hari ini ? )

Arya : /ke dapur, mengambil roti, makan. Kak ! Apa masakanmu hari ini ? 

Fiona : /meletakkan pel. Entahlah. Aku juga sedang memikirkannya.

Arya :Aku akan membantumu memasak Kak… Bagaimana jika sambal balado pakai terong dan tempe

Fiona : Wah, itu masakan kesukaan ibu bukan ? Baiklah ayo …

Arya : Aku ke kebun untuk memanen terong, kau mulai saja tanpaku…

Fiona : Baiklah…


“ Hai, aku Fiona. Aku adalah saudari kembar Arya. Kami hanya berbeda beberapa menit. Aku adalah satu-satunya putri dari ibuku. Jadi sebagai seorang wanita, aku mengerjakan semua tugas rumah beserta memasak. Namun jika ibu tidak ke kantor, maka ia tak akan mengizinkanku membersihkan rumah dan memasak. Ia pasti berkata… 

“ Ini semua adalah tugas ibu, tugas kalian adalah belajar ”.

Dia selalu mengatakan itu dan memasang wajah seolah-olah ia bahagia dan tak lelah. Kami tahu di balik senyum ibu, ibu sangatlah kelelahan. Ia bekerja dari pagi sampai petang tanpa istirahat. Kemudian ia memasak untuk kami. Ibu adalah wanita yang tangguh dan lembut. Kami sangat bahagia karena mempunyai ibu seperti nya… ”


Arya : Aku pulang.

Fiona : Bergegaslah Arya,  ibu akan pulang sebentar lagi.

Aria : Baiklah baiklah.


“ Hai aku Arya. Aku adalah saudara kembar Fiona. Aku adalah adiknya. Aku adalah satu-satunya putra dari ibuku. Aku biasa bercocok tanam. Agar sayuran atau apapun tak kekurangan. Aku sangat tahu lelahnya ibu kami, dari awal kami kecil sampai sekarang. Ia selalu sabar atas tingkah laku kami. Ia juga tak sering memarahi kami, namun ia hanya menasehati. Kini kami sudah mulai beranjak SMA. Kami harus belajar giat agar ibu bangga. Ibu yang selalu tersenyum, aku berharap senyum itu selalu ada di wajah cantiknya ..” 


Fiona : /meletakkan makanan, menyusun piring.

Arya : /mencuci piring atau wajan yang kotor

Fiona : Nah, selesai. 15:45. Ibu akan tiba 15 menit lagi. Arya, kau perlu bantuan ? 

Arya : Tidak, aku bisa melakukannya sendiri. Lagian sudah hampir beres kok ..

Fiona : Baiklah, setelah itu bersihkan dirimu ..

Arya : Yaa ! ( dasar kakak cerewet .. )


Aku dan Arya sangat mengingat 5 tahun penderitaan Ibu. Dahulu Setelah ayah meninggalkan ibu, ibu selalu menangis di pojokan kamar seraya berkata “Apa yang akan terjadi padaku ? pada anak anak..” Ia selalu menangis di malam hari. Namun ketika pagi ia tersenyum, seolah-olah tak ada yang terjadi.. Dahulu ia sering membuat kerupuk, lalu menjualnya di kota. Ia pergi dari pagi dan pulang petang atau terkadang malam. Betapa letihnya ia.. namun ia selalu berkata “ jika ada kalian, ibu tak akan pernah berhenti tersenyum” Kasih sayang dan cinta ibu, tak akan pernah tergantikan. Cinta yang seluas samudra selalu menyelimuti hidup kami dengan hangat.. 

Hingga suatu ketika.. 


Arya : /belajar di ruang tamu. Kak. Apa masih lama ? Kenapa ibu telat sekali..

Fiona : Entahlah, tapi ini sudah lewat 17:00. Apa ibu lembur ?

Arya : Aku akan menutup makanan, agar tak basi. 

Fiona : Baiklah. ( Hmm, tumben ibu tidak memberi kabar. Biasanya jika lembur, ibu pasti akan menelepon rumah. Apa mungkin ibu lupa ? Ah sudahlah ). 


-Beberapa menit kemudian-

Arya : /ketukan pintu. Nah, akhirnya.. 

Fiona : Arya, tunggu.. ( biasa ibu akan mengatakan, “ tok tok, ibu pulang- ” Mengapa tidak ada suara ibu ? ) 

- : hmm hmm mmm.

Fiona : ( Ibu ?, tidak kami harus cerdik tak boleh panik ) Arya,  kemarilah…

Arya : Ibu diculik…

Fiona : Aku tahu. Sekarang kumpulkan berkas serta barang penting. Kita harus menyembunyikannya. Waktu kita 8 menit… di mulai.

- : Apa-apaan ini, kau pasti salah alamat ! 

Maria : /menggeleng. ( Astaga, siapapun tolong aku. Anak-anak. Maafkan ibu )

/Suara gedoran pintu.

Fiona : /Berbisik. Di sana. Letakkan di sana… Baiklah, baiklah. Oke, kau siap Arya ? 

Arya : Ya, buka pintunya !

Fiona : Aku harap ini berhasil. /Buka pintu.

- : Nah. /Lampu mati. Huh ? Apa-apaan ini ? Maria ! Maria ! Huh,  biarkan saja. Yang penting rumahnya sudah ada di tanganku. 

Arya : /menarik ibu perlahan. Ibu ? Ibu baik-baik saja…

Maria : Arya ? arya maafkan ibu nak… D- dimana Fiona ?

Arya : Dia disini …

Fiona : Iya ? Ibu memanggilku. 


-Maria Flashback.-

“Iya ? Kau memanggilku putri manisku ?” 

Maria : Ah…   /memeluk mereka, menangis. Jangan, jangan tinggalkan ibu lagi. Ibu, ibu sudah lelah ! Jangan tinggalkan ibu.


Arya. “ Kenapa ? Kenapa ibu memperlihatkan wajah lelahnya ? Mengapa ? Mengapa rasanya sangat sakit melihat ibu menangis ? Aku… aku dan Fiona tak akan pernah meninggalkan ibu. Berhentilah menangis, bu. Arya tak kuat. Arya tak kuat melihat ibu menangis. Hentikan ibu. Arya tidak akan pernah menambah beban ibu. Maafkan Arya ibu, maaf.""


Fiona. “ Apa ? Apa yang ibu tangisi ? Bukankah kita sudah sepakat untuk menjalani hidup selamanya ? Apa yang ibu tangisi lagi bu… Kami sangat mencintai Ibu. Tolong, tetaplah tersenyum. Aku tak kuat melihat ibu berlinang air mata… ”


Arya : /menghapus air mata ibu 

Fiona : /memegang tangan ibu yang semakin lama semakin dingin.

Maria : /jatuh pingsan.

Fiona & Arya : Ibu !! ibu, ibu !! ibu bangun bu... Ibuu !!!


Dokter : Ibu kalian mengidap kanker otak stadium awal, masih ada kesempatan 65% jika operasi. Namun biayanya-...

Arya : Lakukan ! Lakukan apapun yang membuat ibu kami sembuh ! Lakukan semaksimal mungkin tolong. Tolong selamatkan ibuku dokter, kumohon. K-kami, kami hanya mempunyai dia. Tolong selamatkan ibu kami…

Dokter : Baiklah, baiklah. Silahkan tunggu di sini, kami akan membawa ibumu ke ruang operasi.

Fiona : /terjatuh. Arya.. Apa yang akan terjadi ? 

Arya : Memegang pundak Fiona. Fio. Ibu pasti akan selamat. Pasti ! Bukankah dia sudah berjanji akan selamanya bersama kita ? Dia tidak akan melanggarnya.

Fiona : /menggenggam tangan Arya. Ya, ia pasti selamat pasti.

Ardi : Huh. Bagaimana ?Apa ibu kalian baik-baik saja…

Gatina : Hah. Anak-anak ! -Memeluk-.

Fiona & Arya : …

Gatina : ( Mereka pasti terkejut. Huh, jangan pergi Maria )

Fiona : Tan-..Tante Tina.

Gatina : Iya ? Apa yang ingin kau katakan Fio ? 

Fiona : B- Biayanya.. Biaya operasi.

Ardi : Aku yang akan membayarnya. Kalian tenang saja…



Ibu. Sembilan bulan kau mengandung.

14 tahun merawat kami sendirian, memberikan semua cinta dan kasih sayangnya pada kami. Bekerja dari pagi hingga petang, tetap tersenyum meskipun letih. Namun hari ini… ia menunjukkan lelahnya, linangan air matanya, semua yang tak pernah kami lihat sebelumnya. Ibu tampak kan hari ini… hatiku Hancur saat melihat ibu yang seperti ini. Apakah itu semua lelahnya ia? Apakah itu semua kesakitannya? Mengapa, Mengapa ibu selalu menyembunyikannya? Apakah ibu akan selamat 65%... Itu bahkan tak mencapai nilai KKM sekolah… 

“Ibu, Ibu sudah berjanji padaku dan Arya. Bahwa Ibu tak akan meninggalkan kami.” Ibu pasti selamat ! pasti. 


/masih menunggu. 5 jam berlalu... Ting. Lampu kamar operasi yang hijau, Dokter keluar dari kamar operasi. Terlihat dari wajahnya kelelahan. Kemudian ia berkata, “maaf”. Arya dan fiona berlari ke dalam ruang operasi, melihat Ibunya yang sudah hampir tak selamat. Sang Ibu berkata dengan nafas yang terbata-bata, “Fiona, Arya. Terima kasih. Jagalah diri kalian. Ibu pamit yah…” Menghembuskan nafas terakhirnya. Ibu. Ibu. Ia sudah tiada. Ia sudah tak bersama kita lagi. Ia sudah pergi. Ia sudah pergi untuk selamanya. Tiba-tiba Fiona berkata. “Terima kasih atas segalanya bu, kami pasti akan menjaga diri. Ibu juga, Ibu juga jangan lupakan kami, meski sudah di sana.. Tidurlah Ibu. Lelah dan letih mu sudah terbayar. Terima kasih.. Terima kasih ibu”.


Mereka tersenyum, namun pipinya sudah dibasahi oleh air mata. Linangan air mata yang tak kunjung berhenti, mereka melihat ibunya yang sudah dibalut oleh kain putih. Kemudian Arya berkata.. 

“Kami akan selalu bersama, Ibu terima kasih telah menjadi Ibu terbaik. Senyum dan semangat mu akan selalu kami kenang.”

Keduanya berkata seolah-olah sudah dewasa, padahal mereka baru menginjak bangku SMA.


Remember !!!

Jangan pernah menganggap sepele pekerjaan Ibumu, ia lelah. Namun ia tak menunjukkannya. Ingatlah! bagi kalian yang masih memiliki Ibu, jangan sia-siakan. Jangan berbuat dusta akannya, karena kalian tak akan tahu. Betapa perih dan sakitnya dia ketika kalian membentaknya... Betapa sakit hatinya ketika kalian mengatakan “aku malu punya seorang ibu sepertimu!”. Betapa kecewanya ia ketika kalian menghina masakan yang telah ia buat dengan sepenuh hati. Hargailah, hargailah dan sayangilah Ibumu jika masih ada. Karena kita tak akan tahu kapan kita akan meninggalkan dunia yang fana ini. 


Sekian kisah hari ini, maaf apabila ada kesalahan kata. Maaf juga apabila alur cerita yang tak sesuai.. 

Sekian dari saya Vanya. Terima kasih.. -Penulis-

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.