KETIKA ATMA MULAI DAMAI - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


KETIKA ATMA MULAI DAMAI

Oleh: Afalkh


Awan di atas sana terlihat begitu damai 

Rintikannya meninggalkan garis pelangi

Mampu Menghadirkan gelak tawa

Dan menyingkirkan duka


Kedua mataku tak bosan memandangnya

Aku rasa jiwaku ingin terbang bersamanya

Kenyamanan yang sulit untuk ku dapatkan

Kehangatan yang jarang ku rasakan


Dan rasanya aku tak ingin beranjak 

Raga ini ingin singgah tanpa jarak

Ingin terbang tanpa sayap

Dan ingin menari hingga lelap


Sebuah rasa yang susah di ungkapkan

Sebuah kisah yang akan sulit di lupakan 

Sebuah kesalahan yang tak di harapkan

Dan sebuah kebahagiaan yang pada akhirnya di kembalikan


 _Paciran Lamongan, 04 Oktober 2021_



TOREHAN LUKA

Oleh:Afalkh


Pelukannya begitu menghanyutkan

Derainya menyerbak dahan

Baunya menyeruak penciuman


Ini bukan tentang cinta

Melainkan sebuah diksi yang menjelma

Kehadirannya bak anala

kepergiannya bagaikan kaca


Sejuta kenangan kembali tertatih

Bersam sajak yang kau tepih

Di dalam gelap kau memilih


Saat ini buih bening kian meraja 

Menggenggam erat jari sang surya

Kemudian menuahkan derita yang sama


Rembulan malam yang menjadi penghantar

Berusaha mengikis jarak yang terpancar

Dan menepis rasa yang kau hantar


Sudah cukup jejak yang kau lilit

Aku menyerah dengan alunan nada yang terbelit

Membuat cakrawala semakin terbesit


Dan kini nitali yang ku panjatkan pun telah sirna

Pergi bersama pancaran sang senja


_Paciran Lamongan, 18 September 2021_



PERTEMUAN SINGKAT

Oleh: Afalkh


Udara pagi yang membawa kesejukan

Rumah tua yang menyimpan kenangan

Dan desa kecil yang membawa keceriaan


Di tempat itu sang nala bertemu tuannya

Sebuah pertemuan yang tak mengenal cinta

Sebuah pertemuan tanpa perkenalan


Aku kira pertemuan itu amerta ternyata hanya fana

Nala dan tuannya kembali terpisah

Menggulung rindu dengan pasrah

Dan menjeda hujan agar tidak tumpah.


Bodohnya semua tentangmu selalu membuat candu

Hingga sulit untuk melupakanmu.


_Lamongan 1 November 2021_



Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.