Dialog Pikir - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Dialog Pikir

Anggini Sitti Nubalisha


Diamana langkahmu yang lenyap termakan waktu?

Aku sedang berdialog denganmu yang bisu di sudut ruang,

Sedang  melayang-melayang.


Kau bisu di sudut ruang mengambang dengan aba-aba,

Apa yang kau harapkan?

Pikirku bertanya jawab pasti.


Dasar!

Apa kau tidak lihat, suaramu membentur-bentur.

Dia, suara itu. 


Datang dengan buta arah, menubruk.


Dasar!

Penipu

Iya, kau. 


Bintan. 2 November 2021


----


Tak Seromantis Itu

Anggini Sitti Nubalisha


Seromantis kisah sepanjang jalur mimpi

Menguntai tiap kata menjadi kalimat

Memintal setiap janji,

Lalu kain itu terbentang mengelilingi tubuh

Memikat erat hingga lepas dan rontok satu persatu,

“Apakah perlu bila ku ambil satu per satu?”


Tidaklah salah bila bentuk rimpuh dari waktu sepanjang perjalan panjang masih lampau,

Ini perihal bagaimana tangan tertusuk jarum lalu kau marah tanpa sebab.

“Siapa yang lebih salah?”


Burung-burung berlarian tanpa sayap,

Kijang-kijang berterbangan tanpa kaki,

Sedang, kau menangis tanpa air mata. 

“Aku terbiasa.”


Bintan, 3 November 2021


----

Kau Selalu Begitu

Anggini Sitti Nubalisha


Tatkala ragu mulai menggelayuti,

Tanya-tanya mengotori,

Bergudang maksud sisingkiri,

Lalu siapa yang bisa kita tanyai.


Aku lupa cara menulis,

Kau lupa cara membaca,

Kita lupa bila kita buta aksara,

Sejauh mana lupa menjadi  kambing hitamnya.


Semesta saja enggan angkat suara, 

Terkesan angkat kaki lalu melipir sementara,

Kau tahulah, pun jika tidak jangan bergurau

Sedu sedan bukan panggung lelucon semata,

Aku berbicara sebagai korban,

Kau bolehlah bersandiwara seakan pemenang.

Kan sudah terbiasa seperti itu,

Bertindak sesukamu,

Seenak jidatmu.


Bintan, 3 November 2021


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.