BELAJAR BERHEMAT DENGAN BERKARYA - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


KASIH SAYANG TUHAN

BY : AHMAD OKVANI TRI BUDI LAKSONO 


Matahari tampak malu malu melihat dunia, dihadang gerombolan awan seakan mengisyaratkan bahwa hari ini tidak akan baik baik saja. Memang benar hari ini tidak baik baik saja, Sabtu 16 Januari 2021 saya mendapatkan berita kurang menyenangkan. Setelah selesai sarapan saya siap siap bergegas berangkat bekerja. Tapi , kepala outsourching menelpon saya, Pak Shobirin Namanya

"" Maaf mas, kamu istirahat dirumah dulu, karena kamu reaktif covid 19"". Rasanya waktu berhenti tepat saa

 "BELAJAR BERHEMAT DENGAN BERKARYA

(Asalia Rizky Putri) 


Awal bulan, saat yang tepat bagi banyak orang untuk mulai pergi menuju tempat belanja. Pastinya di sana mereka akan berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari. Ada pula yang membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan, tetapi kalau dimiliki, rasanya menyenangkan!

Pukul 10.00 WIB, Rosella, kak Liana, dan kedua orang tua mereka pergi ke supermarket. Seperti yang lain, mereka pun juga akan berbelanja. Banyak yang harus mereka beli, mulai dari bahan makanan, sampai keperluan untuk mandi.

Rosella melihat banyak sekali makanan ringan dan minuman yang menarik perhatiannya. Ia memang suka sekali membeli jajanan, baik di sekolah maupun di lingkungan perumahannya. Terkadang, ibu dan ayah sudah menasihatinya untuk tidak kebanyakan jajan, tetapi Rosella tidak mematuhinya.

“Wah, ada teh manis di kulkas besar!” kata Rosella dengan girang sambil menghampiri kulkas besar yang ada di supermarket itu.

“Teh manis kan juga banyak dijual di warung atau minimarket dekat rumah.” Ayah melihat Rosella dengan tatapan heran.

“Sekali-sekali belinya di tempat yang besar,” ujar Rosella. Aneh sekali.

“Baiklah, tapi ambil satu lagi untuk kakakmu juga.” Ayah mengizinkan Rosella mengambil dua botol teh manis. Rosella makin senang karenanya.

Sudah hampir satu jam mereka berbelanja, dan saatnya membayar di kasir. Tetapi sayangnya, tempat kasir tersebut sangat ramai. Di setiap bilik kasir yang ada, terdapat maksimal tiga troli yang mengantre. Isi troli penuh dengan berbagai barang, ada pula yang isinya hampir luber, karena setiap pelanggan berbelanja sangat banyak di awal bulan. Jadi, pasti lama sekali menunggu giliran untuk membayar.

“Antreannya panjang sekali,” keluh Rosella sambil melihat orang-orang yang mengantre.

“Sabar, Ro.” Kak Liana menepuk pundak Rosella pelan. Rosella hanya menganggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian, pandangan Rosella tertuju kepada sebuah tempat penjualan wafel dan berbagai macam minuman. Rosella tertarik melihatnya.

“Ibu, ayah, ada wafel... dan ada juga minuman populer zaman sekarang! Pasti ada thai tea di tempat itu!” seru Rosella sambil menunjuk ke arah dua tempat yang ia maksud.

“Lho? Tadi kan kamu sudah beli teh manis, kemudian ibu juga mengambil masing-masing lima susu kotak untuk kamu dan kak Liana. Masa mau beli minuman lagi?” Ayah mencegah Rosella untuk membeli makanan dan minuman tersebut. 

“Ya sudah, deh. Rosella mau wafel saja. Boleh, ya? Please...” Rosella memohon. Tetapi, ayah tetap melarangnya.

“Tidak. Kita buat roti panggang saja di rumah,"" kata ibu. 

“Tapi aku belum pernah makan wafel. Aku tetap mau wafel!” Rosella kesal.

“Tidak, Rosella. Lihat, sudah banyak yang kita beli hari ini. Belajarlah berhemat,” kata ayah dengan tegas. Rosella hanya terdiam mendengarnya. 


***


Sesampainya di rumah, Rosella langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Ia berbaring di tempat tidurnya sambil memainkan ponsel. 

Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Rosella pun membuka pintu.

“Hai, Rosella.” Kak Liana tersenyum. “Ini kebutuhanmu,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung plastik kepada Rosella yang berisikan sabun mandi, sabun cuci muka, pasta gigi, sikat gigi, minyak kayu putih, dan lainnya.

“Terima kasih, kak.”

“Oh ya, Rosella, buat thai tea denganku, yuk!” ajak kak Liana.

“Thai tea? Memang kakak punya bahannya?” tanya Rosella.

“Punya. Kemarin sahabat kakak memberikan bubuk thai tea kepada kakak, dia tidak suka dengan thai tea, jadi diberikan ke kakak saja,” jelas kak Liana. 

""Asyik! Aku jadi penasaran bagaimana cara membuatnya,"" kata Rosella dengan antusias. 

Kemudian, kak Liana berjalan menuju dapur bersama Rosella. Sesampainya di sana, sudah tersedia bahan-bahan yang dibutuhkan. Mereka langsung membuat minumannya. 

Sudah 30 menit berlalu, thai tea buatan Rosella dan kak Liana pun jadi. Mereka mencobanya. 

""Rasanya enak!"" kata Rosella setelah mencicipi thai tea buatannya dan kak Liana. 

""Enak, kan? Tidak kalah dengan yang dijual di luar sana,"" ujar kak Liana. 

""Kapan-kapan kita buat lagi yuk, kak!""

""Oke. Tapi ingat, setelah ini jangan jajan terus, ya! Kita buat minuman sendiri saja. Kakak juga bisa membuat minuman lain seperti susu madu, teh madu, susu pisang, sampai milkshake vanila dan cokelat. Nanti kakak ajarkan cara membuatnya ke kamu.""

Rosella mengangguk. Ia baru ingat, kalau kakaknya pintar membuat berbagai macam minuman. Jadi, ia bisa belajar dari kakaknya, agar tidak sering jajan lagi. 

Ayo berhemat!

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.